Trending Topic

Jumat, 31 Mei 2013

cerita diperkosa masal

cerita diperkosa masal

Cerita Panas ini merupakan kisah sangat menyedihkan karena itu aku berani mengukapkanya di cerita bebas ini dengan aku kirimkan lewat via email karena aku harus ccurhat kemana lagi. Aku mau cerita ke teman dekatku aku takut karena bisa sampai ke suamiku. Awalnya memang sangat takut aku di perkosa karena sebenenya aku juga kurang nafsu birahi aku pura2 berontaksaja sama teman suamiku yang memperkosa aku tapi sebenernya juga aku ke enakan. Oh ya panggil saja namaku Anis Rozana, biasa dipanggil Anis.

cerita diperkosa masal

Aku berasal dari ras Melayu dan tinggal di Kuala Lumpur, Malaysia. Berikut ini aku akan berbagi tentang pengalaman ku tentang sex yang pernah kualami dalam kehidupan nyataku. Tentang pengalamanku diperkosa oleh beberapa lelaki dan bukan suamiku menjadikan ini cerita seru untuk pembaca pecinta pembaca cerita. Walaupun ini adalah pengalaman pribadiku tapi aku tak sungkan untuk menceritakannya karena aku takkan bisa memendam ini semua, biarlah semua orang tahu dan mereka pun bisa mengantisipasi segala kejadian yang sama dengan aku. Jika anda berminat membaca cerita tentang diperkosa massal ini dipersilahkan di bawah ini adalah semua fakta dan kenyataan.
Sehari-hari, aku bekerja sebagai seorang customer service di sebuah Islamic Bank terkemuka di downtown KL.

Suamiku bekerja sebagai seorang engineer di sebuah big multi-national company. Pekerjaannya membuat suamiku sering berkeliling ke banyak negara dan memiliki pergaulan internasional. Pembawaan suamiku yang supel dan ramah membuatnya memiliki banyak sahabat karib yang multi-ras.

Banyak orang bilang, kalau aku dapat dikategorikan sebagai wanita yang memiliki rupa dan tubuh menarik. Walau tidak secantik ratu dunia, tapi kalau lelaki lihat pasti menoleh sedikitnya dua kali. Ini bukan sombong, melainkan kenyataannya memang begitu.

Tak heran kalau aku tak mengalami kesulitan sama sekali ketika melamar pekerjaan sebagai seorang customer service. Aku pun selalu mendapat pujian dari kawan-kawan suamiku setiap kali mereka berjumpa dengan kami. Tentu saja sebagai seorang wanita aku merasa tersanjung.

Kebetulan walaupun sering berkerudung, aku gemar pula mengenakan pakaian ketat yang menampakkan lekuk-lekuk bentuk tubuhku. Tentu saja aku berpakaian seperti itu hanya di luar jam kerja. Biasanya jika ada acara party atau sekedar kumpul-kumpul bersama kawan-kawan suamiku.

Memang suamiku sudah bersahabat dengan kawan-kawannya jauh sebelum menikah denganku. Keakraban mereka seperti sudah melebihi saudara sendiri. Setelah kami menikah, mau tak mau aku mulai mengakrabi mereka juga. Lambat laun, aku pun terbiasa dengan tingkah laku mereka….
Malah di antara mereka ada pula yang berani mengajakku bergurau dengan cara porno. Kebetulan mereka pun tahu kalau kami suami isteri memang open-minded dan tidak kolot. Aku melayaninya saja karena aku berusaha menghargai latar belakang budaya teman-teman suamiku itu yang keturunan China dan India, yang tentu saja lebih liberal daripada lingkungan keluargaku yang muslim.

Bagaimanapun, sampai sejauh itu aku hanya berani di mulut. Kalau ada yang coba-coba iseng ingin menciumku atau mencuri kesempatan lebih jauh lagi, aku pasti menolak juga. Paling jauh, aku hanya membiarkan mereka memelukku atau menyentuhku dalam batas-batas yang wajar. Di luar itu, bagiku kehormatanku hanya untuk lelaki yang jadi suamiku.

Di kesempatan ini, aku mau berbagi cerita tentang pengalamanku dikerjai oleh teman-teman suamiku. Waktu itu aku aku baru menikah dan belum punya anak. Saat itu hari ulang tahun pernikahanku yang pertama. Kami rayakan dalam satu pesta sederhana dengan teman-teman sekantor suamiku. Kawan-kawan suamiku itu ada yang masih bujang dan ada pula yang sudah menikah.

Karena acara ini adalah private party, malam itu aku memakai baju yang seksi sedikit… dengan tali halus dan leher lebar yang leluasa menampakkan pangkal buah dadaku yang ranum dan padat… rok pendek sampai pangkal paha… warna hitam lagi.. Sementara kubiarkan rambutku yang sebahu mengembang bebas terbuka… Hitung-hitung sekedar selingan dari kostum sehari-hariku yang mengharuskanku berkerudung… Lagipula, ini adalah perayaan ulang tahun pernikahan kami… Aku merasa wajib untuk tampil secantik dan semenarik mungkin… Dengan make up yang simple nampaklah jelas kecantikan alamiku.

Walaupun sudah bersuami tapi kami jarang dapat bersama karena suami sering tugas ke luar negeri. Jadi tubuhku masihlah kencang seperti saat gadis sebab tak terlalu sering dijamah oleh suamiku… tapi aku tetap bahagia dengannya.

Singkat cerita, kami pun sampai di rumah kawan yang menyelenggarakan acara itu. Aku bersalaman dengan kawan-kawan suamiku. Kebetulan mereka sudah lengkap hadir di sana… Teman-teman suamiku itu berjumlah 8 orang… tapi aku agak heran sebab tak ada wanita lain selain aku.

Ketika kutanya mereka, katanya istri mereka sedang tidak free, ada yang harus jaga anak demamlah, ada yang harus beresin sesuatu dirumahlah. Pokoknya ada saja alasan masing-masing.

Jadi acara makan dan potong kue pun dimulai. Aku tidak sangka mereka menghidangkan minuman keras juga… Sepengetahuanku, suamiku adalah seorang yang tak pernah suka minuman keras… tapi malam itu suamiku bisa minum sampai mabuk, juga termasuk aku….. Sebenarnya aku tidak mau minum, tetapi setelah dipaksa kawan-kawan suamiku dan demi menjaga perasaan mereka dan suami (nanti dikata aku tak ikut memeriahkan suasana). Jadi aku pun minumlah… walaupun itulah pertama kalinya aku menyentuh minuman seperti itu…

Samar-samar kuingat minuman itu cognac atau… entah apalah, aku tak begitu paham… Yang aku tahu, dalam waktu singkat sudah banyak botol minuman keras yang habis tergeletak di atas meja…
Lebih kurang pukul 11 malam aku mulai merasa agak pusing, biarpun sebenarnya aku tidak banyak minum. Paling-paling hanya dua gelas kecil. Aku memang berhati-hati supaya jangan sampai mabuk. Di samping aku pun tidak begitu suka minuman keras. Sementara itu kulihat suamiku sudah tergeletak ketiduran di atas kursi panjang di sudut ruangan.

Sementara di televisi terlihat tayangan film porno. Salah sorang kawan suamiku yang keturunan India, kalau tak salah… Nathan, bertanya padaku.

“Apa Cik Anis mau berbaring di kamar dulu?”
“Tak lah, biar aku duduk di samping suamiku saja…..” kataku.
Jadi aku pun duduk… tapi ketika akan duduk, entah bagaimana aku hampir terjatuh dan secara spontan Nathan yang berada di sampingku menarik tanganku buru-buru… tapi ikut tertarik tali bajuku yang halus itu… Seketika putuslah sebelah tali baju itu. Jadi bajuku terbuka sedikit dan kelihatanlah gundukan buah dadaku yang sebelah…

Seketika pandangan Nathan nanar tertuju pada buah dadaku yang terbuka sebelah itu dan kelihatan dia mulai bernafsu. Itu terlihat dari tarikan nafasnya yang tiba-tiba menjadi cepat. Maklumlah aku rasa malam itu semua orang sudah minum minuman keras agak banyak dan kelihatan sudah mulai mabuk. Jadi aku mencoba menenangkannya dan membuat suasana kembali normal.
“Tidak apa-apa…” kataku pada Nathan sambil tersenyum dan cepat-cepat menarik bajuku untuk menutupi dadaku yang terbuka……

Anehnya, si Nathan itu tidak juga melepaskan tangannya yang masih memegang tanganku. Malah dia makin mendekat dan berusaha memelukku, dengan pura-pura menjaga supaya aku tidak jatuh…..
Aku rasa dia sengaja mengambil kesempatan untuk memelukku, jadi aku menepis tangannya. Sayangnya dia malah semakin berani dan semakin kuat memelukku begitu merasa ada perlawanan.
Sementara itu teman-temannya yang lain hanya tertawa melihat kelakuan Nathan. Malah terdengar ada yang menganjurkan Nathan supaya berusaha memelukku lebih kuat lagi.

Aku mencoba meminta pertolongan dari suamiku, tapi tak ada reaksi apa-apa darinya. Kelihatannya dia sudah tertidur dengan nyenyak karena terlalu mabuk. Tadi dia memang minum tak henti-henti.
Merasa tidak ada jawaban dari suamiku, aku bergegas lari dan mencoba masuk ke dalam sebuah kamar dekat ruang duduk, tapi para lelaki yang lain segera mengepung sekelilingku.

Aku menjerit tapi siapalah yang akan mendengarnya. Suara dari sound system yang begitu keras menutupi suara jeritanku… Dalam hati aku dapat merasakan sesuatu yang buruk pasti akan terjadi…
Cerita Panas seks – Aku kemudian mencoba membujuk mereka supaya jangan mengapa-apakan aku dan mengingatkan mereka bahwa aku adalah istri teman mereka. Tapi mungkin karena mereka terlalu mabuk, mereka tidak mengindahkan perkataanku…

Malah Nathan akhirnya berhasil menangkapku dan memeluk tubuhku dengan erat dari belakang. Sementara 2-3 orang temannya yang lain menangkap kaki dan memegang tanganku… Mereka lalu mengangkat tubuhku dan membaringkanku pada lantai yang berkapet tebal itu… Sakit juga kepalaku terantuk pada lantai…

Mereka terus memegang tangan kiri dan kananku. Sementara kedua kakiku mereka kangkangkan lebar-lebar, membuat bajuku terangkat ke atas dan memperlihatkan kedua pahaku yang putih mulus itu…

Nathan mulai bertindak dengan ganas dan menarik pakaianku dengan kasar… hingga koyak terbuka. Aku hanya bisa menjerit-jerit. Kemudian seorang dari mereka membekap mulutku dengan robekan bajuku… Aku jadi makin sesak nafas…

Aku dapat merasakan celana dalamku ditarik orang… Kemudian aku merasakan ada tangan-tangan kasar mulai meraba dan meremas-remas seluruh badanku. Buah dadaku, perutku, pinggul, paha dan kemaluanku menjadi sasaran tangan-tangan kotor mereka…

Aku hanya bisa meronta-ronta, tapi tak berdaya sebab empat orang dari mereka dengan kuatnya memegangi aku. Dua orang masing-masing pada kedua tanganku. Dua yang lain pada kedua kakiku yang dibiarkan tetap terkangkang lebar oleh mereka.

Kemudian aku dengar mereka bersorak sambil menyebut-nyebut:

“Nathan….Nathan….Nathan….!!!!!”

Aku melirik ke bagian bawah tubuhku dan melihat muka Nathan terseyum. Dia sedang berlutut di antara kedua pahaku, sambil kedua tangannya memegang pinggulku. Sementara tubuhku yang tergeletak telah telanjang bulat tanpa sepotong benang pun…..

Aku tahu persis apa yang akan mereka lakukan dan akan segera terjadi padaku…. Aku masih mencoba meronta dan menjerit dengan kuat, berusaha mempertahankan kehormatanku, tapi sayangnya mulutku tersumbat kain. Tangan dan kakiku pun dipegang kuat-kuat oleh mereka. Hanya badanku yang mengeliat-geliat, tapi itupun tidak bisa apa-apa karena kedua tangan Nathan memegang pinggulku erat-erat.

Dalam keputusasaanku tidak terasa ada perasaan aneh yang mulai melanda tubuhku, yang membuat kemaluanku mulai basah…… Sementara itu pula aku merasakan kemaluanku panas dan basah…

Aku mencoba melirik ke bawah kembali. Kulihat kepala Nathan sedang berada di atas perutku. Terasa lidahnya mulai menjilat-jilat belahan kemaluanku dengan rakus. Sementara kawannya yang dua lagi sedang membuka pakaian mereka masing-masing… Dan kemudian kelihatanlah batang kemaluan mereka yang telah mengacung dengan tegang dan kerasss…

Oooohhhhhh……kelihatan sangat besar-besar. Rata-rata lebih besar daripada kemaluan suamiku yang selama ini hanya satu-satunya yang pernah kulihat dengan nyata.

“Ayo, Nathan… masuki dia… campuri dia..!!!” suara kawan-kawan suamiku mulai terdengar keras dan liar… menyemangati Nathan yang tampaknya diharapkan memimpin mereka menyetubuhiku.

Aku makin takutt… dan…… mulai menangis…… tapi tangisanku sedikit pun tidak mereka hiraukan. Mereka terus mengusap-usap kemaluan mereka masing-masing. Kemudian aku mulai merasakan benda tumpul besar lagi keras mendesak masuk membelah bibir-bibir kemaluanku. Rupanya Nathan sedang mencoba medesak memasukkan batang kemaluannya ke dalam kemaluanku…….

“Ooooooooohhhhhhhhh………hhhhhhhmmmmmmm………!!!!!!” suara tertahan keluar dari mulutku yang masih tersumbat kain. Aku…aku merasa sakit dan perih… karena dia memaksa masuk batang kemaluannya yang berukuran sangat besar dengan rakus sekali…… membuat badanku tersentak-sentak. Benar-benar besar dan panjang dibandingkan dengan milik suamiku…
Nathan masih terus juga memaksa memasuki diriku.

Perlahan-lahan tapi pasti batang kemaluannya mulai membelah masuk ke dalam kemaluanku. Mula-mula kepalanya… kemudian diikuti oleh batangnya…. perlahan-lahan….. makin dalam….. dalam…. teruuusss….. terasa tidak habis-habisnya…… Sambil mulutnya tak henti-henti memuji begitu ketatnya lobang kemaluanku menjepit kepala dan batang kemaluannya…. membuat teman-temannya tak sabar menunggu giliran mereka…

Ia diam sejenak setelah akhirnya berhasil memasukkan seluruh batang penisnya ke dalam tubuhku… Aku merasa gemetar, bukan saja tubuhku… melainkan juga kemaluanku…!! Perasaanku bercampur aduk antara malu karena kemaluanku ternyata memberikan respon spontan yang berbeda dengan pikiranku… dan kenikmatan yang terasa mulai menjalari sekujur tubuhku…

Nathan kembali memuji liang kemaluanku yang basah dan berdenyut-denyut memijiti kemaluannya… Sementara yang lainnya terus menghisap dan meremas-remas buah dadaku… Akibatnya tak terhindarkan, kedua putingku pun jadi semakin mengeras… Yang lainnya lagi mengelus-elus tubuhku. Pahaku, pantatku.. pokoknya seluruh bagian badanku yang dapat dijangkau mereka…

Dalam waktu yang sama Nathan mulai meningkatkan aksinya dengan terus-menerus menusuk dan mencabut batang kemaluannya. Mula-mula perlahan-lahan… makin lama makin cepat…. cepat…… cepaaatttttt dannnnnn….

Ooooohhhhhhh…. badanku tergetar-getar….sementara aku…… Aaaaaaaaddduuuuuhhhh….. Apa yang terrrrrjaaadiii… iiiinnniiiiii….. oooooohhhhhh…….. badanku menggeliat dengan kuat dannnn….. aku mengalami orgasme terdahsyat yang pernah aku rasakan selama ini……

“Aaaaaaaaaddddddddduuuuuuuu…………!!!!!!!” Badanku terhempas lunglai.

Melihat keadaanku itu, Nathan jadi makin bersemangat serta makin kuat dan cepat saja gerakan pantatnya… sehingga keluar masuk batang kemaluannya berdecap-decap karena lobang kemaluanku telah basah oleh cairan kenikmatan dari orgasme yang dahsyat yang kualami….

Aku hanya terlentang pasrah dengan badan lemas. Sekali-sekali badanku menggeliat lemah apabila sodokan kemaluannya menyentuh bagian terdalam dinding dasar kemaluanku……

Walaupun aku tahu aku sedang diperkosa mereka tapi karena telah mengalami orgasme yang dahsyat, aku akhirnya hanya bisa pasrah dan tidak ada lagi perlawanan. Lama-kelamaan rontaanku makin lemah… Malah aku membiarkan mereka melakukan apa saja yang mereka mau pada tubuh dan badanku… Termasuk ketika mereka satu per satu mulai pula menciumi dan menikmati bibirku secara bergantian….

Cerita Sex Terbaru – Ada 20 menit kemudian Nathan mencapai puncaknya dan sambil menjerit kenikmatan.. dia menyemburkan air maninya membanjiri kemaluanku sambil menghentakkan dan membenamkan kuat-kuat batang kemaluannya ke dalam lobang kemaluanku… sehingga kembali tubuhku terhentak… Oooooohhhhhhhhh…….

Dibenamkannya terus kemaluannya itu sampai benar-benar mengkerut dan keluar dengan sendirinya dari dalam kemaluanku.

Begitu kemaluan Nathan tercabut dan ia terbaring lemas disampingku, tiba-tiba seorang dari kawannya dengan cepat menaikiku. Tanpa basa-basi, ia langsung membenamkan kemaluannya yang sudah mengeras ke dalam kemaluanku yang telah basah kuyup oleh air mani Nathan bercampur dengan cairan kenikmatanku…… Dia terus mengayunkan tubuhnya berkali-kali dan tak sampai 10 menit kemudian dia pun menyemburkan air maninya dalam kemaluanku…

Kemudian seorang demi seorang mereka berganti-ganti menyetubuhiku. Sementara aku hanya bisa terbaring lemas dengan kedua paha terkangkang lebar-lebar dan mata terpejam tak berdaya…

Selepas lelaki ketiga menyemburkan air maninya ke dalam kemaluanku, lelaki keempat tidak langsung menyetubuhiku. Dia bersihkan dulu sisa air mani yang ada dan mulai menjilat-jilat kemaluanku… Setelah puas, dia kemudian menyetubuhiku. Seperti yang lain, dia juga menyemprotkan air maninya ke dalam kemaluanku. Demikian seterusnya lelaki kelima, keenam, ketujuh, dan kedelapan melakukan hal yang sama…..

Sementara itu aku… entah mendapat tenaga dari mana, ketika lelaki keenam sedang memperkosaku, aku bukan sekedar diam, malah aku minta dia berbaring dan aku naik di atasnya… Aku tunggangi lelaki itu dan aku ayunkan tubuhku dengan cepat hingga aku mencapai klimaks berkali-kali… Lelaki yang lain, yang sedang berbaring di sekeliling, berseru gembira sebab aku memberi respons yang tidak mereka duga…

Malah sambil aku menunggang lelaki tadi, aku hisap kemaluan salah seorang lelaki yang masih menunggu giliran… Aku makin bergairah dan bertindak liar… Mereka makin suka… terus ada yang menjilat pantatku dan memasukkan jarinya ke dalam lubang anusku… Aku merasakan makin sedap dan klimaks entah sampai berapa kali… Adegan seterusnya berlangsung hingga kesemua lelaki merasa puas dangan layananku.

Kemudian tak disangka-sangka Nathan sekali lagi merangkulku dan membenamkan kemaluannya yang telah tegang lagi… Aku melayani Nathan hampir satu jam… Seingatku dari pukul 11 malam sampai 2 pagi kemaluanku dikerjai oleh delapan orang lelaki India, China dan Melayu itu bergantian… Aku betul-betul kecapekan disetubuhi mereka. Nasib baik bagiku, anusku tidak diapa-apain mereka… Mereka hanya mencolok-colok dengan jarinya.

Selesai aku digilir beramai-ramai, mereka pun keletihan termasuk aku sendiri. Kami terlelap di situ, masih dalam keadaan telanjang bulat. Hingga kira-kira jam 10 pagi keesokan harinya baru aku tersadar. Itu pun setelah dibangunkan oleh suamiku.
Aku cuma bisa menangis dalam pelukan suami sambil menceritakan apa yang telah terjadi semalam padaku, saat aku diperkosa beramai-ramai oleh teman-temannya. Sayangnya suamiku tidak terlalu menanggapi, seolah-olah dia merestui kelakuan teman-temannya memperkosa aku…

Setelah itu kemudian seorang demi seorang teman-temannya bangun dan bergegas mengenakan pakaian masing-masing. Aku melihat Nathan sudah menyiapkan minuman pagi.

Selesai minum pagi, baru aku mengetahui bahwa suamiku sebenarnya telah bersepakat dengan Nathan. Suamiku bilang juga kejadian itu merupakan hadiah bagi hari ulang tahun pernikahan kami yang pertama, karena aku dulu pernah menceritakan padanya tentang imajinasi nakalku… yaitu ingin diperkosa oleh lebih dari lima lelaki… Rupanya cerita khayalanku itu ditanggapi serius oleh suamiku. Bersama kawan-kawannya, mereka merencanakan kejutan tersebut padaku… Itulah sebabnya suamiku pura-pura mabuk tadi malam…

Karena sudah telanjur dan pada dasarnya aku juga merasa ketagihan, sekali lagi hari itu aku dikerjai oleh sembilan lelaki termasuk suamiku sendiri. Kali ini aku yang merelakan diri untuk dikerjai oleh para lelaki itu… Dengan bermacam aksi dan style aku diperlakukan mereka. Acara orgy itu berlangsung hampir 4 jam lamanya karena mereka masing-masing menyetubuhiku sepuas-puasnya dan selama waktu yang mereka mampu bertahan… Nathan adalah yang terbaik di antara semuanya…
Hari itu aku tidak pergi ke mana-mana selain bersetubuh dengan mereka itu secara bergilir. Sementara menanti lelaki kesembilan menyelesaikan permainannya, lelaki pertama kembali tegang dan kembali menyetubuhi aku sekali lagi sesudahnya… Pendek kata, hari itu seharian penuh tubuh badan dan kemaluanku bermandi air mani lelaki… Nampak bahwa suamiku adalah orang yang paling gembira melihat impianku menjadi kenyataan… Aku juga turut gembira karena dapat merasakan kontol lain selain milik suamiku…

Keesokan harinya aku demam… Hampir seminggu baru aku kembali pulih… Bagaimana tidak koleps, sembilan lelaki mengerjaiku habis-habisan dan berkali-kali. Rasanya setiap orang itu menyetubuhiku paling tidak tiga kali… Bayangkan betapa lelahnya aku. Sampai bengkak kemaluanku dikerjai mereka…

Nasib baik tak membuatku mengandung… Kalau sampai kejadian, aku tak tahu anak siapa yang aku kandung itu…

Sebulan dari kejadian itu aku teruskan hubunganku dengan Nathan…

Suamiku kemudian seolah-olah merestui perbuatanku itu… Malah dia sering sengaja menitipkan diriku pada teman-temannya itu saat dia bepergian ke luar negeri. Setiap kali suamiku ke luar negeri, nafsu seksku dipenuhi oleh Nathan dan teman-teman suamiku yang lainnya…

Hal itu berkelanjutan hingga Nathan menikah. Sampai masing-masing sudah memiliki keluarga sendiri. Aku pun kemudian melahirkan dua anak lelaki, yang aku tak tahu anak siapa sebenarnya…
 sebab selain Nathan dan suami, ada juga 2-3 orang lelaki lain yang secara teratur sering menyetubuhiku dengan kerelaanku sendiri…. Kadang-kadang suamiku jadi penonton saat aku bersetubuh dengan lelaki lain….

Sampai sekarang aku masih berhubungan dengan salah seorang dari mereka tapi bukan Nathan… Aku tak tahu sampai kapan perkara ini berlanjutan.
05.11 | 0 komentar

Rabu, 29 Mei 2013

cerita dewasa - phonesex

cerita dewasa - phonesex



cerita dewasa ini khusus dewasa dan umurnya 17 tahun. atau abg. Aku memasuki kamarku dan langsung kukunci dari dalam, kulepas T Shirt tanpa lengan yang kupakai dan kulemparkan begitu saja di tempat tidur. Payudaraku yang ranum berwarna sedikit merah muda di puting dan sekitarnya tampak menggairahkan. Aku memang sejak kecil tidak suka memakai bra hingga kini aku jadi tidak memiliki BH barang satupun, hingga begitu T Shirt kutanggalkan maka payudaraku pun langsung mencuat, ukurannya memang sedang-sedang saja namun bentuknya padat dan menggairahkan hingga dapat membuat setiap lelaki menelan ludah bila memandangnya, apa lagi ditunjang postur tubuhku yang sexy dengan tinggi 170 centimeter, yang cukup tinggi untuk ukuran seorang wanita.

Kuperosotkan dan kulepas hot pantsku yang mini model longgar di bagian bawah, hingga tampak jelas CD model G String warna merah yang saat ini kupakai. Bentuknya sangat mini dengan seutas tali nylon yang melilit di pinggangku dan ada ikatan di kiri dan kanan pinggangku yang ramping. Bulu-bulu halus kemaluanku tampak menyibak keluar dari sela sela secarik kain model segi tiga kecil yang tipis ukurannya, tidak lebih dari ukuran dua jari hanya mampu menutupi lubang vaginaku. Bentuk G String yang kupakai memang sangat sexy dan aku sangat suka memakainya, ditambah seutas tali nylon yang melingkar melewati selangkanganku tepat mengikuti belahan pantatku ke atas bagian belakang dan tersambung dengan tali nylon yang melingkar di pinggangku.

Dengan sekali tarik ikatan di kanan kiri pinggangku, maka tak sehelai benang pun kini menutupi tubuhku, CD kubiarkan tergeletak di lantai. Sambil telanjang bulat aku berjalan menuju lemari mengambil sebuah celana pendek mini yang longgar di bagian bawahnya yang terbuat dari bahan sutera tipis tembus pandang dan ada celah di bagian kiri dan kanannya dan tanpa kancing, hanya menggunakan karet elastis saja. Segera kukenakan sambil menyalakan komputer dan mengakses internet. Celana ini memang enak sekali dipakai di rumah saat tidur, dan aku biasa tidur dalam keadaan seperti ini, tanpa busana lainnya menutupi tubuhku, hanya ada celana pendek seperti yang kukenakan saat ini. Namun tak jarang juga aku tidur tanpa berbusana sama sekali dan langsung menyusup ke dalam selimut.

Seperti biasa, email yang masuk ke mail box-ku sangat banyak. Kubuka satu persatu, bagi pengirim yang belum pernah mengirim email kepadaku langsung kujawab emailnya dan kucantumkan persyaratanku bila ingin berkenalan dan mengobrol lebih lanjut denganku, sedangkan bagi yang sudah pernah kujawab emailnya namun tidak memenuhi persyaratanku tetapi tetap ngotot berkirim email ingin berkenalan lebih lanjut dan ber email ria, langsung saja kuhapus emailnya dengan tanpa memberikan reply. Demikian pula bagi yang mengirimkan pesan dengan menggunakan nomor HP-nya melalui SMS langsung saja kuhapus tanpa perlu membukanya terlebih dahulu. Aku malas membukanya karena membuang-buang waktu dan biaya, toh aku juga tidak bisa membalas pesannya kecuali dengan juga menggunakan SMS, untuk apa aku harus bersusah payah membuang-buang pulsa segala, pikirku.

Setelah selesai membuka dan membalas semua email yang masuk, kuputus akses dengan internet, namun komputerku tetap kunyalakan karena rencananya nanti selesai mandi aku akan mengaksesnya lagi, karena biasanya akan banyak lagi email yang masuk.

Kulepas celana yang kupakai dan aku memasuki kamar mandi yang ada dalam kamarku. Kunyalakan air hangat mengisi bathtub kamar mandiku. Sore ini aku ingin berendam sejenak sambil menghilangkan pegal-pegal yang ada di tubuhku. Kutorehkan bath foam secukupnya dalam air hingga berbusa. Saat aku menunggu penuhnya air, tiba-tiba handphoneku berbunyi.

Kalau kudengar dari deringnya, aku yakin ini datangnya dari salah seorang pembacaku, karena memang bagi pembaca yang sudah memenuhi persyaratanku, nomor handphonenya segera kumasukkan memory dan kukumpulkan dalam satu nada dering khusus. Kuambil hand phoneku yang tergolek di atas meja computer, dari layarnya tampil namanya Amin (nama samaran).

“Yaa..! Halloo..!”, sapaku setelah menekan tombol Yes. 
“Hallo..! Hai Lia..! Apa kabar..? Lagi ngapain nich?”, sahut Amin dari seberang. 
“Aku sedang mau mandi nich! Emangnya kenapa dan ada apa menelepon? Entar aja deh kamu telepon aku lagi ya, aku sudah telanjang bulat nich, sudah siap-siap mau berendam”, belum selesai aku berkata, Amin langsung memotong pembicaraanku.. 
“Eee.. Eeh! Tunggu dulu dong! Biar saja kamu berendam sambil tetap ngobrol denganku”, pinta Amin. “Baiklah”, jawabku menyetujui sambil meraih hands free kemudian aku masuk kembali ke kamar mandi.

Hand phone kuletakkan di meja wastafel dan kabel hands free menjulur ke arah telingaku, aku pun akhirnya berendam sambil mengobrol dengan Amin menggunakan hands free.

“Lia! Aku sekarang juga berjalan ke kamar mandi, sekarang di kamar mandi aku melepaskan celana dan CD-ku, kondisiku sekarang juga sudah bugil nich!”, Amin mencoba menjelaskan keadaannya saat itu padaku. “Emangnya gue pikirin, lagian ngapain kamu ikutan bugil di sana?”, ujarku. “Lia! Aku ingin melakukan onani sambil ngobrol denganmu, kamu tidak keberatan kan? Please! Sekarang penisku sudah selesai kubasahi dan kuoles dengan shampoo, sekarang mulai kuusap-usap sambil mengocok-ngocoknya, kamu juga cerita dong apa yang kamu kerjakan saat ini sambil memberiku rangsangan”, pinta Amin lagi dengan memelas.

Mendengar penuturan Amin tadi, terus terang aku sempat membayangkan sejenak dan sedikit mulai terangsang hingga tanpa kusadari aku juga sudah mulai meremas-remas payudaraku. Karena aku memakai hands free, maka aku tetap masih bisa mengobrol dengan kedua tanganku tetap bebas bisa beraktifitas. Kuceritakan pada Amin kalau saat ini aku sedang meremas-remas kedua payudaraku yang juga sudah mulai mengeras, puting susuku mendongak ke atas dan mulai kujilati sendiri bergantian kiri kanan, aku merasakan ada aliran yang mengalir keluar dari liang senggamaku, pertanda aku sudah mengalami rangsangan hebat.

Sementara tangan kiriku tetap meremas-remas payudaraku, tangan kananku mulai turun ke bawah meraba dadaku, mengelus-elus sendiri pusarku, ke bawah lagi ke arah vaginaku sambil mengangkat kedua buah kakiku dan meletakkannya ke samping bathtub hingga posisiku sekarang terkangkang lebar hingga memudahkan tangan kananku mengelus bagian luar vaginaku yang sekitarnya ditumbuhi bulu-bulu halus. Jari-jariku turun sedikit mengusap-usap bibir vaginaku sambil menggesek-gesekkan klitorisku. Aku mulai melenguh menikmati fantasiku, gesekannya kubuat seirama mungkin sesuai dengan keinginanku. Tiba-tiba kudengar suara teriakan Amin dari seberang sana..

“Ooo.. Oocch! Liaa..! Aku orgasme nich!”, suaranya makin lirih, rupanya di seberang sana Amin sudah berhasil mencapai puncaknya, gila! Dia sepertinya sangat menikmati penuturanku melalui telepon sambil terus melakukan aktifitasnya sendiri, mendengar suara itu aku menjadi semakin terangsang saja jadinya, jari tengah dan jari manis tangan kananku mulai kumasukkan ke dalam liang vaginaku yang sudah semakin berlendir, sementara jari telunjuk kupakai menggesek-gesek klitorisku. Rasanya benar-benar membuat darahku mengalir ke atas kepalaku. Pertama agak sulit masuk, namun lama-lama setelah melalui beberapa kali gesekan, bibir vaginaku pun semakin merekah sehingga memudahkan jari-jariku masuk menembus liang vaginaku.

Kumainkan jari-jariku di dalam vagina, kuputar-putar di dalam hingga menyentuh dinding-dinding bagian dalam vaginaku, rasanya tidak kalah dengan batang kemaluan yang pernah masuk dan bersarang dalam liang vaginaku, bahkan lebih hidup rasanya karena bisa kukontrol sesuai dengan keinginanku. Kugaruk-garukkan lembut pada dinding dalam vaginaku, ada kalanya kusentuhkan pada tonjolan sebesar ibu jari yang ada dan tersembul di dalam vaginaku, nikmat sekali rasanya.

Aku juga sepertinya akan segera mencapai puncak kenikmatan. Sekarang tiga jariku yaitu jari telunjuk, jari tengah dan jari manis tangan kananku kumasukkan seluruhnya ke dalam liang vaginaku, kutarik keluar masuk, kukocok-kocokkan makin cepat, sementara tangan kiriku juga mulai ikut aktif membantu, jari manis dan jari telunjuk tangan kiri kupakai menyibakkan bibir vaginaku, sementara jari tengahnya mengorek-ngorek klitorisku. Kocokan jari-jari tangan kananku semakin cepat. Aku terus melenguh.

“Ooh.. Oocch! Aa.. Aacch!”, badanku berguncang keras sehingga air dalam bathtub banyak yang tumpah keluar membasahi lantai kamar mandiku.

Badanku menggigil hebat, sekali lagi aku melenguh panjang, dan aku pun mencapai orgasme. Badanku kini lemas tersandar di punggung bathtub. Dari seberang sana kudengar suara Amin menanyakanku..

“Gimana Lia, enak enggak?”, Setan.., umpatku dalam hati, masa masih ditanya enak atau enggak? “Lia..! Aku sekarang ke rumahmu ya? Kau kujemput dan kita check in terus melakukan hal yang sesungguhnya yuk”, ajak Amin.

Aku menolak dengan halus ajakan Amin. Setelah berbincang sejenak aku pamit untuk mematikan telepon dengan alasan akan melakukan sesuatu. Akhirnya dengan berat hati Amin pun bersedia mematikan teleponnya, entah berapa banyak pulsa sudah yang dia habiskan untuk melakukan sex by phone denganku sambil beronani.

Terus terang saja walau sudah agak sering kontak dengan Amin dan kami juga sudah dua kali bertatap muka, aku sedikit pun tidak berminat berhubungan badan dengannya. Tingginya sekitar 165 centimeter, lebih pendek sedikit dariku, badannya agak sedikit gendut, usianya 32 tahun, sudah beristri dan beranak tiga. Wajahnya menurut ukuranku juga tidak ganteng, jadi biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa bagiku. Aku memang juga membutuhkan sarana menyalurkan libidoku namun tidak berarti aku bisa melakukannya dengan siapa saja.

Dalam permainan sex, aku benar-benar ingin menikmatinya, maka aku juga harus memilih pasangan yang benar-benar bisa menaikkan gairahku. Sudah berkali-kali Amin mengajakku make love (ML) tapi selalu kutolak dengan seribu satu macam alasan, namun aku tetap tidak mengutarakan alasan penolakanku, karena aku yakin dia akan langsung merasa malu dan tersinggung. Maka lewat tulisanku ini, buat seorang pembaca yang kuberi nama samaran Amin, aku mohon maaf dan aku harap kamu juga membaca tulisanku ini dan dapat mengerti.

Belum puas? ini ada video tante-tante lagi sange....

video tante-tante lagi sange

08.10 | 0 komentar

Senin, 27 Mei 2013

cerita dewasa ngentot di angkot

cerita dewasa ngentot di angkot

cerita ini berawal dan kualami saat aku naik angkutan kota. Cerita Dewasa tentang ngentot di tempat yang menyenangkan yaitu angkota kota. Cerita dewasa yang bisa karena sebuah beruntunganku, anda dapat duduk bersebelahan dengan wanita yang cantik serta wangi. Dan bila benar-benar beruntung, pengalaman anda mungkin akan segila seperti dalam kisah nyata berikut.

cerita dewasa ngentot di angkot


“Ledeng! ledeng!” Seorang calo angkutan kota yang dekil begitu agresif memburu calon penumpang. Aku setengah berlari menuju angkot jurusan Abd. Muis – Ledeng yang biasa lewat depan Yogya Dept. Store jalan Sunda, Bandung. Moga-moga kebagian aja nih, karena kulihat penumpang berebutan. Kulihat beberapa cewek cakep ikut berdesakan di pintu yang cukup sempit. Hup! akhirnya aku kebagian tempat duduk paling ujung. “Sialan!” umpatku. Biasanya penumpang yang duluan masuk memilih duduk sedekat mungkin ke pintu yang terletak di bagian sisi depan, dan mereka enggan menggeser duduknya ke arah ujung dalam karena nanti susah untuk mencapai pintu keluar. (Posisi duduk penumpang berhadapan, dan kondisi ini terjadi bila muatan penuh). Ah biarlah! Yang penting keangkut! mana aku ada ujian Sosiologi jam delapan pagi, moga-moga aja nggak telat!

Selagi aku asyik berfikir sendiri, aku baru sadar di sebelah aku adalah seorang cewek cantik. Seluruh perhatianku langsung tersita olehnya. Rambutnya lurus panjang. Mengenakan kaos ketat warna kuning. Bawahannya celana jeans ketat warna hitam. Kakinya lumayan panjang. Seksi banget deh pokoknya. Darahku langsung berdesir. Melihat posturnya yang seperti itu, pasti anaknya tinggi dan langsing. Aku mengira-ngira karena ia dalam posisi duduk. Secara diam-diam aku menyapu pandangan dari rambut, leher, tengkuk, hingga dadanya yang agak kecil. akulangsung pepetkan body-ku ke body-nya yang seksi itu. Hmmm, harum dan seger banget. Dia baru mandi. Sesaat rambutnya tergerai jatuh ke lenganku. Yang paling bikin jantungku berdegup adalah kulit lengannya yang mulus banget. Lengan kaosnya sangat pendek sehingga aku bisa mengintip keteknya serta sedikit bra berwarna putih. Tali branya begitu jelas tercetak di balik kaos ketatnya yang tipis sehingga aku dapat melihat bayangan tali bra serta kulit punggungnya. Kulihat jelas pori-pori kulit tengkuk dan lehernya saat ia menyibakkan rambutnya yang wangi.

Jalanan macet banget, terutama di jalan Purnawarman. Beberapa penumpang turun dan naik. aku nggak peduli lagi telat ujian, yang penting aku bisa berlama-lama di sebelah cewek seksi ini. akuharap-harap cemas nggak pengin doi turun. aku dapat menebak cewek ini pasti kuliahan. aku sudah prepare kalo doi nggak turun di UNPAS, pasti ia akan turun di Cipaganti. Di situ ada jalan tembus menuju STBA. Kalo ngak turun di situ, ia pasti anak ENHAI (perhotelan). Apa boleh buat aku cuma bisa nebak-nebak karena aku nggak punya nyali untuk negur ngajak kenalan. Apalagi kendaraan lagi Full-house. Tepat di depanku ada nyokap-nyokap lagi ngantuk. Sebelahnya lagi ada mahasiswa. Agaknya ia curi-curi pandang pula sama cewek di sebelahku ini. Trus di sananya lagi deket pintu ada anak-anak SMA sedang ngerumpi dengan dua temannya yang duduk tepat di belakang kursi supir. Setelah membaca situasi ini, nggak mungkinlah aku melakukan move. Tengsin berat. Belum lagi kalo dijudesin. Jadi aku memutuskan untuk melakukan “silent-movement”.

Mobil lama sekali terhenti di lampu merah jalan Merdeka. Tiba-tiba dia mengeluarkan buku dari tas kulit yang dari tadi didekapnya dengan mesra. Saya perhatikan gerakannya yang seksi. Saat bergerak, kulit lengannya bergesekan dengan kulit lenganku (aku juga mengenakan kaos lengan pendek). Aku seperti merasakan aliran listrik yang membuat juniorku berdiri tegak mengeras tapi kejepit posisiku yang duduk rapat. Dibukanya buku catatan itu. Aku mencuri lihat catatan tersebut. Aku tidak mengerti itu mata kuliah apa, tapi berbau-bau manajemen. Rangsangan yang dihasilkan oleh gesekan kulit lengan itu membuatku ketagihan.


Tiba-tiba aku tak dapat menahan keinginan untuk meraba kulit lengannya dengan jemariku. Aku mencari akal untuk bisa melakukan itu. Kupeluk ranselku dan kuatur agar ujung tangan kiriku menyentuh kulit lengannya yang mulus itu dan gatcha! kutahan posisi itu dan kunikmati beberapa saat. Dia nampaknya tidak terganggu dengan posisi tanganku tersebut. Ia tetap asyik membaca. Ada dua kemungkinan, dia tidak sadar, atau menikmati persentuhan kulit ini. Aku mencoba untuk menggerakkan jemariku mengelus-elus kulitnya ke atas dan ke bawah. Ia terlihat bereaksi atas move-ku. Dia menjauhkan lengannya dari jemariku. Dengan spontan kutarik jemariku karena takut terlihat orang di depan. Aku langsung berfikir untuk tidak meneruskan aktivitasku. Tapi sesaat kemudian ia merubah kembali posisi tangannya seperti semula hingga lengannya nempel lagi. Yes! Rupanya dia juga menikmati sensasi sentuhan. Aku tambah yakin saat 2 penumpang di sebelahnya pada turun. Hingga tempat duduk yang sejajar dengan kita kosong. Ia sama sekali tidak menggeser posisi duduknya menjauhiku walaupun banyak space.

Aku semakin berani untuk mengelus-elus lagi lengannya dari atas bahu sampai pangkal lengan dengan hati-hati dan selembut mungkin, dan tentu saja berusaha untuk tidak ketahuan. Aku tidak perlu khawatir karena ibu-ibu di depanku nampak seperti tertidur. Eh, ternyata ia diam saja tidak menghindari elusan tanganku samasekali. Aku semakin berdebar dan terasa jemariku agak gemeteran. Tapi selama aktivitas rabaan ini berlangsung kita sama sekali tidak saling menatap. Ia melihat kearah kabin pengemudi, Diam seribu bahasa. Jadi aku hanya dapat melihat wajahnya dari samping, itupun tertutup rambut. Aku mengerti ia pasti malu dan jengah. Bibirku pun seperti terkunci. Aku tak berniat sama sekali untuk melakukan kontak secara verbal.

Angkot kini melewati kampus UNPAS dan ternyata dia ngak turun. Syukurlah, gumamku dalam hati. Ngeliat dia nggak bereaksi apa-apa, bibirnya terkatup rapat. Tubuhnya tampak tidak bergeser se-inci pun. Aku pun makin merapatkan tubuhku. Birahiku yang udah sampai ubun-ubun tak kuasa untuk menahan keinginan untuk menyentuh toketnya yang mengintip di antara ketiak dan lengannya. Aku mencoba menyusupkan jariku lebih jauh di antara celah itu. Sedikit… sedikit… sedikit.. aha!!! Akhirnya kurasakan sesuatu yang kenyal. Kutahan tanganku sebentar di posisi itu untuk melihat reaksi cewek itu. Di luar dugaanku ia melonggarkan posisi lengannya agak ke atas seolah memberi akses bagiku agar tanganku leluasa menerobos di antara ketiaknya. Kupastikan sekali lagi bahwa tanganku dalam posisi yang tak terlihat dari depan. Kugeserkan ranselku dengan tangan kanan sementara tangan kiriku menyilang ke arah dalam. Jemari kiriku sudah sepenuhnya mendarat di area bukit yang sebelah kiri. Setengah tegang dan gemetar aku mulai meremas-remas toketnya yang berukuran nggak terlalu besar namun sangat kenyal. Cewek itu membetulkan posisi duduknya serta menyibakan rambutnya agar tanganku yang sudah hinggap di toketnya tertutup ujung rambutnya yang cukup tebal. Punggungnya seperti setengah bersandar ke bahuku. Suhu tubuhku sudah sangat panas.

Aku tidak habis pikir bisa sebegini nekat. Aku benar-benar menikmatinya, terutama karena melakukannya secara sembunyi-sembunyi diantara orang banyak. Mereka tidak ada yang sadar dengan apa yang sedang kami lakukan. Sudah begitu aku tidak kenal cewek cantik ini. Benar-benar stranger. Ia diam saja saat aku semakin gencar bergerilya. Kedua kakinya yang jenjang ditutup rapat-rapat. Ia mendekap tas kulitnya erat-erat seperti sedang merasakan sesuatu yang tertahan. Sungguh seksi sekali. Aku pun menempelkan pahaku ke pahanya sambil menekan kuat-kuat ranselku ke arah juniorku yang sudah sangat tegang. Aku dapat merasakan puting susunya walaupun tersembunyi dibalik kain T-shirt serta Bra-nya. Bra-nya kayaknya tidak terlalu tebal. Dan tanpa busa pengganjal. Cewek itu mendesah “konak”.

Aktifitas ini berlangsung kira-kira 20 menit sampai kurasakan ada cairan hangat di celana dalamku. Tiba-tiba ia mendongakan kepalanya sambil berteriak, “Kiri…. kiri Bang!” Shit! Kulihat ini jalan Setiabudi. Rupanya ia sudah tiba di tujuan, Tepat di depan kampus “ENHAI”. Kuperhatikan saat ia turun. Pantatnya yang cukup montok. Begitu jelas tercetak dibungkus jins scretch. Aku melihat kulit punggungnya karena ujung kaosnya sangat ******** Fpuihhh, seksinya. Minta ampun! Aku pusing banget. Ia turun dengan agak tertatih kemudian buru-buru membayar ongkos. Meninggalkanku dalam keadaan “konak” yang tertahan. Pikiranku sangat kacau akibat spaneng. Ingin banget aku ikut turun dan mengejarnya, tapi seluruh badanku seperti terpatok di atas jok, tak mau bergerak sampai akhirnya angkot melaju kembali. Di jendela aku melihat ia berjalan hendak menyeberang. Ia menoleh singkat kearahku sambil tersenyum manis.Sesaat kuperhatikan payudaranya yang tadi selama 20 menit kuremas-remas, sampai akhirnya si tinggi seksi itu menghilang dari pandangan. Aku menggigil sambil menjerit dalam hati. Ooh gadis cantik, siapa gerangan namamu? Aku ingin ngentot sama kamu, tuntaskan hasrat yang terpotong.

Maaf kepada pembaca, karena di sini ngak ada acara bersetubuh, padahal saat kutulis pengalaman ini ingin rasanya mendramatisir atau menambah sedikit fantasi di bagian akhir: bahwa aku mengejarnya ke kampusnya, ngajak kenalan kemudian terus bercinta. Setelah kupikir, kubiarkan saja ceritanya seasli mungkin dengan kejadian sebenarnya, tanpa diseru-seruin. Aku hanya luck! Karena terus-terang aku jadi ketagihan dengan mencoba melakukan aksi itu lagi saat naik angkot, atau KA parahyangan. Tapi ngak ada satupun yang merespon seperti si cewek cantik dan seksi di atas.
01.44 | 0 komentar

Minggu, 26 Mei 2013

kumpulan cerita seks igo sedarah


kumpulan cerita seks igo sedarah

Sebelumnya kuperkenalkan diri namaku Amir tinggi 170 cm berat badan 55 kg umurku sekarang 20 tahun asalku dari Sragen sekarang aku telah masuk jenjang perguruan tinggi negeri di kota Solo.

cerita seks igo sedarah


Pengalaman seks yang pertama kualami terjadi sekitar 4 tahun lalu, tepatnya waktu aku masih duduk di bangku SMU kelas 1 berumur 16 tahun. Karena rumahku berasal dari desa maka aku kost dirumah kakakku. Saat itu aku tinggal bersama kakak sepupuku yang bernama Mbak Fitri berusia 30 tahun yang telah bersuami dan mempunyai 2 orang putri yang masih kecil-kecil, namun di tempat tinggal bukan hanya kami berempat tapi ada 2 orang lagi adik Mbak Fitri yang bernama Wina waktu itu berumur 19 tahun kelas 3 SMK dan adik dari suami kak Fitri bernama Asih berusia 14 tahun.
Kejadian tersebut terjadi karena seringnya aku mengintip mereka betiga saat mandi lewat celah di dinding kamar mandi. Biarpun salah satu dianatara mereka suadah berumur kepala 3 tapi kondisi tubuhnya sangat seksi dan menggairahkan payudaranya montok, besar dan belahan vaginanya woow…terlihat sangat oh…oooght nggak ku-ku bo…



Saat malam hari saat aku tidur dilantai beralaskan tikar, di ruang tamu yang gelap bersama Mbak Wina, awalnya sich aku biasa-biasa saja tapi setelah lama seringnya aku tidur bersama Mbak Wina maka aku akhirnya tak tahan juga. Malam-malam pertama saat dia tertidur pulas aku cuma berani mencium kening dan membelai rambutnya yang harum. Malam berikutnya aku sudah mulai berani mencium bibirnya yang seksi mungil, tanganku mulai meremas-remas buah dadanya yang padat berisi lalu memijat-mijat vaginanya yang, oh ternyata empuk bagai kue basah yang……oh…oh.., aku melihat matanya masih terpejam pertanda ia masih tertidur tapi dari mulutnya mendesah dengan suara yang tak karuan.



“Ah…..ught…..hhhhhh….hmmmm” desahan Mbak Wina mulai terdengar.

Tanganku terus bergerilya menjamah seluruh tubuhnya.saat aku menciumi vaginanya yang masih tertutup calana, ia mulai terbangun aku takut sekali jangan-jangan ia akan berteriak atau marah-marah tapi dugaan ku meleset.

Ia malah berkata, ”Dik teruskan….. aku sudah lama mendambakan saat-saat seperti ini ayo teruskan saja……..”

Bagai mendapat angin segar aku mulai membuka t-shirt yang ia gunakan kini terpampang buah dada yang seksi masih terbungkus BH. BH-nya lalu kubuka dan aku mulai mengulum putingnya yang sudah mengeras gantian aku emut yang kiri dan kanan bergantian.



“Mbak, maafkan aku tak sanggup menahan nafsu birahiku!”

“Nggak apa-apa kok dik aku suka kok adik mau melekukan ini pada mbak karena aku belum pernah merasakan yang seperti ini” jawab Mbak Wina.

Setelah puas kupermainkan payudarnya lalu aku mulai membuka rok bawahannya.biarpun kedaan gelap gulita aku tahu tempat vagina yang menggiurkan, terus kubuka CD nya, lalu kuciumi dengan lembut.

“Cup…cup…sret…. srettttttttttt”, suara jilatan lidahku.

“Ought……ought….terus dik enak…..!!!”

Karena takut ketahuan penghuni rumah yang lain aku dengan segera mengangkan kedua kakinya lalu kumasukkan penisku yang mulai tegang kedalam vaginanya yang basah.



“Ehmm…oh…ehhhhh…. mmmmhhh”, rintih kakakku keenakan.

Setelah kira-kira setengah jam aku mulai merasakan kenikmatan yang akan segera memuncak demikian juga dengan dia.

“Crot..cret…crettttttt…. crettttttttttt”, akhirnya spermaku kukeluarkan di dalam vaginanya.

“Oh……”

Rupanya ia masih perawan itu kuketahui karena mencium bau darah segar.

“Terima kasih dik kamu telah memuaskan Mbak, Mbak sayang padamu lain kali kita sambung lagi yach?”

“Ok deh mbak”, sahutku.



Setelah selesai memakai pakaian kembali aku dan dia tidur berpelukan sampai pagi. Sebenarnya kejadian malam itu kurang leluasa karena takut penghuni rumah yang lain pada tahu,sehingga suatu ketika kejadian itu aku ulang lagi.

Masih ingat dalam ingatan hari itu minggu pagi,saat mbak Fitri dan adiknya Asih bersama keuarga yang lain pergi ke supermarket yang tidak terlalu jauh dari rumah kami.Karena keadaan rumah yang sepi yang ada hanya aku dan Mbak Wina, aku mulai menutup seluruh pintu dan jendela. Kulihat Mbak Wina sedang menyeterika dengan diam-diam aku memeluknya dengan erat dari balakang.



“Dik jangan sekarang aku lagi nyetrika tunggu sebentar lagi yach…… sayang….!” pinta Kak Wina.

Tapi aku yang sudah bernafsu nggak memperdulikan ocehannya, segera kumatikan setrika, kuciumi bibirnya dengan ganas.

“Hm…eght…. hmmmmm……. eght…!”



Karena masih dalam posisi berdiri sehingga tak leluasa melakukan cumbuan, aku bopong ia menuju ranjang kamar.

Kubaringkan ia di ranjang yang bersih itu lalu segera kulucuti semua pakaiannya dan pakaian ku hinggas kami berdua telanjang bulat tanpa sehelai benang pun yang menempel. Wow……tubuh kakakku ini memang benar sempurna tinggi 165 cm berat sekitar 50 kg sungguh sangat ideal, payudaranya membusung putih bagaikan salju dengan puting merah jambu dan yang bikin dada ini bergetar dibawah pusarnya itu lho……. bukit kecil kembar ditengahnya mengalir sungai di hiasai semak-semak yang rimbun.



Kami berdua tertawa kecil karena melihat tubuh lawan jenis masing-masing itu terjadi sebab saat kami melakukan yang pertama keadaan sangat gelap gulita tanpa cahaya. Sehingga tidak bias melihat tubuh masing-masing.

Aku mulai menciumi muka tanpa ada yang terlewatkan, turun ke lehernya yang jenjang kukecupi sampai memerah lalu turun lagi ke payudaranya yang mulai mengeras, kujilati payudara gantian kanan kiri dan kugigit kecil bagian putingnya hingga ia menggelinjang tak karuan.



Setelah puas bermain di bukit kembar tersebut aku mulai turun ke bawah pusar, ku lipat kakinya hingga terpampang jelas seonggok daging yang kenyal di tumbuhi bulu yang lebat. Lidahku mulai menyapu bagian luar lanjut ke bagian dinding dalam vagina itu, biji klitorisnya ku gigit pelan sampai ia keenakan menjambak rambutku.

“Ught..ugh…hah oh….oh…..”desahan nikmat keluar dari mulut Kak Wina.



Setelah kira-kira 15 menit aku permainkan vaginanya rasanya ada yang membanjir di vaginanya rasanya manis asin campur aduk tak karuan kusedot semua cairan itu sampai bersih, rupanya ia mulai orgasme. Mungkin saking asyiknya kami bercumbu tanpa kami sadari rupanya dari tadi ada yang memperhatikan pergumulan kami berdua, Mbak Fitri dan adik suaminya, Asih sudah berdiri di pinggir pintu. Mungkin mereka pulang berdua tanpa suaminya dan kedua anaknya yang masih mampir ke rumah Pakdhenya mereka ketuk pintu tapi nggak ada sahutan lalu mereka menuju pintu daur yang lupa tak aku kunci. Aku dan Mbak Wina kaget setengah mati, malu takut bercampur menjadi satu jangan-jangan mereka marah dan menceritakan kejadian ini pada orang lain. Tapi yang terjadi sungguh diluar dugaan kami berdua, mereka bahkan ikut nimbrung sehingga kami menjadi berempat.



“Dik main gituan kok kakak nggak di ajak sich kan kakak juga mau, sudah seminggu ini suami kakak nggak ngajak gituan”, ucap Mbak Fitri.

“Ini juga baru mulai kak!” sahutku.

“Mas aku boleh nyoba seks sama Mas?” tanya Asih.

“Boleh”.

Aku dan Kak Wina selanjutnya menyuruh mereka berdua melepas seluruh pakaiannya.

“Ck.. ck…ck……ck……”, guman ku.

Sekarang aku dikerubung 3 bidadari cantik sungguh beruntung aku ini.



Mbak Fitri tubuhnya masih sangat kencang payudaranya putih agak besar kira-kira 36 B vaginanya indah sekali. Sedangkan Asih tubuhnya agak kecil tapi mulus, dadanya sudah sebesar buah apel ukuranya 34 A vaginanya kelihatan sempit baru ditumbuhi bulu yang belum begitu lebat. Pertama yang kuserang adalah Mbak Fitri karena sudah lama aku membayangkan bersetubuh dengannya aku menciumi dengan rakus pentilnya kuhisap dalam-dalam agar air susunya keluar, setelah keluar kuminum sepuasnya rupanya Mbak Wina dan Asih juga kepingin merasakan air susu itu sehingga kami bertiga berebut untuk mendapatkan air susu tersebut, sambil tangan kami berempat saling remas, pegang dan memasukam ke dalam vagina satu sama lain.



Setelah puas dengan permainan itu, aku meminta agar mereka berbaring baris sehingga kini ada 6 gunung kembar yang montok berada di depanku. Aku mulai mengulum susu mereka satu per satu bergantian sampai 6, aku semakin beringas saat kusuruh mereka menungging semua, dari belakang aku menjilati vagina satu persatu rasanya bagai makan biscuit Oreo di jilat terus lidahku kumasukkan ke dalam vagina mereka.



Giliran mereka mengulum penisku bergantian.

“Hoh…. hoooooooooo…… hhhhhhhhhh…… ehmmmmmmmmm”, desah mereka bertiga.

Aku yang dari tadi belum orgasme semakin buas memepermainkan payudara dan vagina mereka, posisi kami sekarang sudah tak beraturan. Saling peluk cium jilat dan sebagainya pokok nya yang bikin puas, hingga mereka memberi isyarat bahwa akan sampai puncak.

“Dik aku mau keluar”

“Mas aku juga”

“Aku hampir sampai”, kata mereka bergantian.

“Jangan di buang percuma, biar aku minum!”, pintaku

“Boleh”, kata Mbak Fitri.

Aku mulai memasang posisi kutempelkan mulutku ke vagina mereka satu persatu lalu kuhisap dalam-dalam sampai tak tersisa, segarnya bukan main.

“Srep.., srep”.

Heran, itulah yang ada di benakku, aku belum pernah nge-sex sama mereka kok udah pada keluar, memang mungkin aku yang terlalu kuat.



Karena sudah tidak sabar aku mulai memasukkan penisku de dalam vagina Mbak Wina kugenjot naik turun pinggulku agar nikmat, sekitar 5 menit kemudian aku gantian ke Kak Fitri, biarpun sudah beranak 2 tapi vaginanya masih sempit seperti perawan saja.

“Dik enak……. Uh…… oh…..terussssssss!”, desahnya.

“Emang kok Kak…….. hhhhhhh ehmm…..”

“Mas giliranku kapan..?”, rupanya Asih juga sudah tak tahan.

“Tunggu sebentar sayang.“



Sekitar 10 menit aku main sama kak Fitri sekarang giliran Asih, dengan pelan aku masukkin penisku, tapi yang masuk hanya kepalanya. Mungkin ia masih perawan, baru pada tusukan yang ke 15 seluruh penisku bisa masuk ke liang vaginanya.

“Mas....... sakit..... mas...... oght........ hhohhhhhh.......”, jerit kecil Asih.

“Nggak apa-apa nanti juga enak, Sih!”, ucapku memberi semangat agar ia senang.

“Benar Mas sekarang nikmat sekali... oh.. ought..”



Rupanya bila kutinggal ngeseks dengan Asih, kak Fitri dan Kak Wina tak ketinggalan mereka saling kulum, jilat dan saling memasukkan jari ke vaginanya masing-masing. Posisiku di bawah Asih, di atas ia memutar-mutar pinggulnya memompa naik turun sehingga buah dadanya yang masih kecil terlihat bergoyang lucu, tanganku juga tidak tinggal diam kuremas-remas putingnya dan kusedot, kugigit sampai merah.



Karena sudah berlangsung sangat lama maka aku ingin segera mencapai puncak, dalam posisi masih seperti semula Asih berjongkok di atas penisku, kusuruh Mbak Fitri naik keatas perutku sambil membungkuk agar aku bisa menetek, eh..., bener juga lama-lama air susunya keluar lagi, kuminum manis sekali sampai terasa mual. Mbak Wina yang belum dapat posisi segera kusuruh jongkok di atas mulutku sehingga vaginanya tepat di depan mulutku, dan kumainkan klitorisnya.

Ia mendesah seperti kepedasan.



“Ah......... huah........ hm.......!”

Tanganku yang satunya kumasukkan ke vagina Mbak Fitri, kontolku digarap Asih, mulutku disumpal kemaluan Mbak Wina, lengkap sudah.

Kami bermain gaya itu sekitar 30 menit sampai akhirnya aku mencapai puncak kenikmatan.

“Ought......... hmmmmmm...... cret... crot.....”

“Enak Mas.......!” desah Asih.

Spermaku ku semprotkan kedalam vagina Asih dan keluarlah cipratan spermaku bercampur darah menandakan bahwa ia masih perawan. Kami berempat sekarang telah mencapai puncak hampir bersamaan, lelah dan letih yang kami rasakan.

Sebelum kami berpakaian kembali sisa-sisa sperma di penisku di jilati sampai habis oleh mereka bertiga. Setelah kejadian itu kami selalu mengulanginya lagi bila ada kesempatan baik berdua bertiga maupun berempat.



Namun sekarang kami sudah saling berjauhan sehingga untuk memuaskan nafsu birahiku aku sering jajan di kafe-kafe di kota Solo ini ataupun dengan teman-teman wanita di tempat kuliah yang akrab denganku. Tapi tak satu pun dari mereka yang menjadi pacarku.
09.27 | 0 komentar

cerita mesum spg

cerita mesum spg

cerita mesum spg


Ini sebenarnya pengalaman pribadi, tapi malu kalo itu kejadian sendiri, makanya dirubah namanya biar nggak ada tanggung jawab moral di sana. ceritanya belum begitu lama, namun karena kejadian itu sangat disukai, jadi menghayal untuk merenungkan ke dalam tulisan juga agak susah dan makan waktu. Ceritanya gini, waktu itu ingat betul hari sabtu tanggal 12 Februari 2005, ketika sedang duduk di tempat piket di salah satu kantor perusahaan advertising kosmetik di Jakarta, Tibor yang bekerja sebagai staff marketing (boleh dibilang petugas piket yang bergiliran diantara karyawan) kebetulan mendapat tugas jaga malam dan ditemani oleh salah seorang calon SPG (model) bernama Cia. Paras Cia cukup manis dan berbibir sexy. Badannya agak berisi dengan tinggi kira-kira 165 cm berkulit kuning langsat dan mempunyai ukuran dada yang wow 40 cup BB (setelah di cek). Dada Cia begitu besar sehingga sangat indah dipandang jika memakai kaos ketat dan dengan bh ukuran itu pun bagian samping dan atas tetek Cia masih nyempul keluar bh. Pakaian Cia waktu itu tidak terlihat merangsang, hanya memakai celana jeans dan kemeja berkancing depan.

Ketika Cia mengantarkan teh manis untuk Tibor yang kebetulan hanya sendiri di ruang jaga, Cia menyapa Tibor seperti ingin ada teman ngobrol. Terjadilah percakapan antara Tibor dan Cia hingga menjurus ke arah yang agak mengundang birahi. Dari pembicaraan perkawinan hingga ujung-ujungnya ngelantur ke pembicaraan seputar hubungan seksual. Setelah Cia ingin menyudahi obrolan, dan ia hendak pamit untuk kembali ke tempatnya, Tibor seraya menarik tangannya dan merangkul Cia ketempat sudut kamar yang berukuran 2,5m x3,5m yang kebetulan bagian kanan kamar tertutup tirai, jadi tidak terlihat dari luar. Tibor mencium bibirnya yang ranum dan sexy itu. Cia agak terkejut atas perlakuan Tibor yang tiba-tiba, namun ia tetap membalas ciuman Tibor dengan mesra. Ciuman Cia kian lama kian menghangat setelah Tibor meremas buah dada sebelah kiri yang besar itu. Kemudian Tibor meremas agak keras payudara Cia karena Tibor sangat bernafsu untuk melumat seluruh tubuhnya. Ciuman Cia tidak terlepas, malah semakin bernafsu setelah Tibor meremas ke kedua buah dadanya dengan kedua tangannya agak keras sambil berciuman penuh birahi. Nikmat sekali perasaan Tibor ketika meremas-remas buah dada yang kencang karena nafsu. Tibor rasakan puting susu Cia yang juga mulai mengeras, kemudian Tibor mengusap-usap dan sesekali memencetnya agar dia lebih terangsang. Ketika sedang asik mereka berciuman dan saling meraba, terdengarlah suara pintu terbuka dari jauh, Tibor dan Cia pun cepat-cepat mengatur jarak antara mereka berdua agar tidak adak ada kecurigaan di tempat itu. Kemudian Cia pun pamit untuk kembali ke tempatnya sambil membawa nampan tempat minum dan membalik badan sambil tersenyum. Derup jantung Tibor kian kencang, antara takut ketahuan dan senang, sehingga berharap kejadian itu terulang lagi lain kali.

Hari berganti hari terasa lama menunggu kesempatan itu terjadi kembali. Tiga hari kemudian, kebetulan Tibor mendapatkan tugas jaga malam untuk mengantikan rekannya yang sakit. Senang rasa hati Tibor mendapatkan tugas lebih cepat dari perkiraanya. Pada hari itu, di siang hari, Tibor langsung memberikan pesan kepada teman Cia bernama Dewi bahwa Tibor mendapatkan tugas malam hari ini, dan agar disampaikan kepada cia. Dewi sebagai sahabat akrab cia, langsung memberikan kabar tersebut. ketika Tibor jaga malam, lama rasanya menunggu kehadiran teh manis hangat bikinan cia. Tepat jam sebelas malam, Cia pun akhirnya keluar membawa teh manis dan bebepapa kue dalam piring. Senang hati Tibor melihat Cia muncul, dan Tibor langsung menyapa: hai apa kabar, kemudian Cia jawab: baik bang. apakah yang lainnya sudah pada tidur? Kata tibor, Cia menjawab: jangan takut bang, ada Dewi di situ untuk menjaga jika ada orang yang akan keluar atau masuk dari pintu itu. Lega rasa Tibor mendengar ucapan itu, berarti amanlah mereka dari gangguan orang. tanpa basa basi Tibor langsung menarik tangan Cia dan merangkulnya seraya melumat bibir Cia yang sexy itu. Tak ada hambatan dalam melakukan hal tersebut karena sudah dilakukan Tibor beberapa hari lalu. seperti biasa tangan Tibor langsung meraba payudara cia, sehingga Cia agak menggeliat ke-enakkan. Pelukakan Cia semakin erat, karena Tibor sudah mulai melumat leher dan belakang telinga cia. Suara Cia semakin mendesah sehingga membuat Tibor ingin melakukan hal yang lain dari biasanya. Tangan Tibor mulai menelusup lewat bawah kemeja Cia untuk menggapai payudara yang terbungkus bh warna coklat muda. Tanpa terasa, tangan Tibor sudah berada di permukaan bh Cia dan mengusap-usap payudara sebelah atas yang tidak tertutup bh. Lumatan bibir Tibor membuat Cia tidak mengetahui gerilya tangan tibor. Secara perlahan tangan Tibor mulai menyusup lewat bawah bh Cia untuk menggapai seluruh payudara cia. Diangkatnya bh Cia perlahan-lahan agar tidak terasa. Makin terangkat sedikit-demi sedikit hingga puting Cia sudah berada dalam genggaman tangan tibor. Tangan Tibor sebelah kanan telah mendapatkan seluruh payudara Cia yang besar yang tidak dapat terpegang keseluruhan karena saking besarnya. Diremas-remas payudara Cia berikut putingnya. Makin menggeliat Cia merasakan remasan tangan Tibor yang begitu nikmat. Cia belum mengetahui bahwa bh sebelah kiri Cia telah terangkat, sehingga payudara Cia telah terbuka, walaupun masih dalam baju. Tibor mulai melumat leher Cia lagi, dan kini dengan cepat mulut Tibor turun ke bawah seraya mengangkat baju Cia ke atas, sehingga mulut Tibor dapat melumat puting Cia yang berwarna merah muda. Cia agak terkejut, tiba-tiba kok bh Cia sebelah kiri telah terangkat dan mulut Tibor telah berada di ujung payudara sebelah kirinya sambil melumat puting itu dengan bernafsu serta tangannya meremas pangkal payudara cia. Walaupun kaget, Cia tetap membiarkan tindakan tibor, karena memang terasa sangat nikmat. Kemudian Tibor memainkan lidahnya untuk memutar-mutar puting cia.

Semakin menggeliatlah Cia dibuatnya. Cia tidak dapat menahan nikmat atas perlakuan tibor, sehingga tangan Cia masuk kebalik baju Tibor dan mengusap-usap pungung Tibor dan sesekali mencakarnya jika kenikmatan itu memuncak. Muka Cia menengadah ke atas sambil merasakan nikmatnya lumatan bibir Tibor di payudaranya. Sambil melirik ke arah muka Cia yang sedang menengadah ke atas, Tibor menggunakan kesempatan itu dengan menggerakan tanagan kirinya secara perlahan-lahan menelusup masuk ke bagian dalam baju cia. Tibor mulai meraba perut cia, kemudian perlahan naik ke bh kanan cia. tangan kiri Tibor berusaha naik ke bagian bawah bh cia. Tak segan segan tangan kiri Tibor langsung menelusup masuk ke dalam bh cia, dan terpeganglah payudara kanan cia. Sedikit semi-sedikit tangan kiri Tibor diangkat keatas agar bh Cia naik dan terbuka. Dengan keuletan tibor, akhirnya terbukalah kedua payudara cia. Lumatan bibir Tibor di payudara kiri Cia dilepaskan dan berpindah ke bibir cia. Kemudian tangan kanar Tibor kembali meremas kembali patudara kiri Cia sehingga kedua tangan Tibor sudah menguasai kedua payudara cia. Tanpa terasa Cia telah terpojok di tembok, sehingga Cia dapat merasakan tegangnya penis Tibor di sekitar selangkangannya. Tibor mempunyai pikiran untuk membuka baju cia, namun belum menemukan caranya. Akhirnya Tibor menyudahi remasan kedua tangannya pada kedua payudara Cia kemudian memeluk sambil melumat kembali bibir cia. Dalam pelukan tibor, Cia seakan pasrah. Secara perlahan Tibor merenggangkan pelukannya sambil membuka kancing baju Cia mulai dari bawah dengan memakai tangan kanannya. Setelah kancing teratas kebuka maka terbukalah semua kancing baju cia. Lumatan bibir tiborpun pindah ke payudara Cia sebelah kanan yang belum pernah terlumat oleh tibor. Payudara kanan Cia memang agak sensitf dibanding yang kiri, sehingga ketika dilumat, desahan Cia semakin kencang. Tiborpun lebih mengencangkan lumatannya, dengan sedotan yang dalam dan kunyahannya yang begitu keras. Tak tahan lah Cia dibuatnya, sampai-sampai Cia hampir terkulai karena lemas dan nikmat. Cia meminta Tibor untuk menghentikan perbuatannya seraya mendorong badan Tibor sambil menutup kedua payudaranya dengan baju tanpa terkancing. Cia duduk berkata sambil terengah-engah: perbuatan kita terlalu jauh bang, aku takut, katanya. Sudahlah kata tibor, toh kamu juga merasakan kenikmatannya sama dengan aku. Terdiam Cia dibuatnya, sambil mengancing baju dan membetulkan bh nya, Cia berkata: kok abang ngomong begitu. Sudah lah cia, toh kita sama sama menikmatinya dan senang pula, ya nggak, jawab tibor. Setelah baju Cia terkancing keseluruhan, Cia pun pergi tanpa menoleh, karena jawaban Tibor tidak enak didengar di telinga cia. Dan Tibor pun berkata: kok jadi begitu. Namun Cia tetap terus pergi meninggalkan Tibor tanpa berkata-kata.

Tibor agak menyesal atas perkataan yang diucapkannya ke pada cia. Keesokan harinya Tibor menghampiri dewi dan kerkata: dew, bilang sama Cia jangan ngambek dong, nanti aku nggak dapat teh manis lagi dari Cia. Sambil tertawa Dewi menjawab: iya nanti disampein. Beberapa kali Tibor jaga malam tanpa diantarkan minuman oleh Cia, namun oleh yang lainnya. kangen rasanya Tibor kepada Cia, namun Cia terlanjur marah. Ketika hendak hari raya Nyepi, kantor akan diliburkan sehari dan Tibor kedapatan jaga malam. Sedih hati Tibor karena Cia tidak lagi mau mengantarkan minuman ke ruang jaga malam. Di kantor advertising kosmetik yang biasanya ramai, menjadi sunyi senyap karena banyak dari para pegawainya yang keluar kota memanfaatkan liburannya, sehingga tinggal empat orang calon SPG termasuk Cia yang tidak dapat libur karena harus menata seluruh ruangan kantor dan peralatannya. Ketika malam hari raya Nyepi, kantor pun sepi, karena besok dan lusa libur. Di belakangpun tidak berisik karena tinggal empat orang saja yang biasanya belasan orang berkongko sambil makan atau minum yang merupakan fasilitas kantor. ketika jam sebelas seperempat malam, Tibor meminta dibuatkan minuman hangat kepada salah seorang dibelakang dan meminta agar Cia yang mengantarkan. Berharap-harap cemas Tibor menunggu kedatangan minuman itu. Tak lama kemudian muncul Cia dengan membawa minuman untuk tibor. Senang rasanya Tibor bertemu dangan Cia lagi. Masih marah ya, sapa tibor. Ah engga, jawab cia. Kalo gitu masih mau di cium dong, kata tibor. Cia diam, sambil memindahkan minuman dari nampan ke meja. Diusapnya pinggang Cia sambil berkata: jangan marah dong, aku kan kangen banget sama kamu cia. Lalu Cia melirik ke arah Tibor sambil tersenyum. Tanpa pikir panjang, Tibor langsung menarik badan Cia dan langsung melumat bibir Cia dengan ganas. Cia pun langsung menerima ciuman itu dengan hangat. Perlakuan Tibor kali ini lebih membara, lebih buas dari perlakuan sebelumnya, sehingga Cia lebih kepayahan menghadapinya. Payudara Cia diputar putar dengan keras bagian kanan dan kiri dan sesekali menggenggam dan meremas pantat Cia dengan gemas. Setelah tangan Tibor telah menggapai bagian pantat, kemudian digesernya tangan tersebut perlahan-lahan kebagian depan. Dielusnya vagina Cia yang tertutup celana dalam dan celana panjang secara lembut agar Cia lebih bisa menikmatinya. Cia belum sadar bahwa tangan Tibor telah meraba bagian depan resleting celana cia. Sambil berciuman dan meremas remas payudara cia, Tibor mulai membuka kancing dan resleting celana Cia secara perlahan lahan. Akhirnya tangan Tibor telah sampai pada celana dalam Cia yang berwarna coklat muda. Tibor mulai memutar-mutar jari tangannya disekitar depan celana dalam cia, namun Cia tetap asik menerima ciuman tibor. Saking keenakan, tanpa terasa oleh cia, tangan Tibor susah bergerilya masuk kedalam celana dalam cia. Tibor merasakan bulu halus di sekitar vagina cia, kemudian tangan Tibor berusaha mengapai masuk ke vagina cia. Cia makin merasakan kenikmatan atas sentuhan tangan tibor. Makin menggeliat-geliat tubuh Cia setelah jari tengah Tibor masuk ke dalam vagina cia. Tibor memasukkan jari tengahnya lebih dalam ke vagina Cia dan mengeluarkannya dengan irama yang lembut. Makin enak Cia dibuatnya, sehingga pantat Cia bergerak maju mundur tanpa terasa. Kemudian Tibor menyesuaikan irama maju mundur itu yang disesuaikan dengan keluar masuknya jari tengah tibor. Cia tak tahan menerima nikmatnya gerakan tangan tibor, sehingga gerakan pantat Cia semakin keras. Saking tak tahannya, tangan Cia menghampiri tangan tibor. Dipegangnya tangan Tibor agar lebih memasukkan jarinya ke vagina cia. Kemudian Cia mempercepat gerakan tangan dan gerakan pantat yang maju mundur itu. Menggeliat-geliatlah Cia dibarengi dengan desahan dan rintihan yang sendu dan panjang. Mendengar rintihan itu, Tibor secara perlahan-lahan membuka kancing dan menurunkan resleting celananya. Kemudian tangan Tibor menghampiri tangan Cia untuk diarahkan ke bawah menuju celana Tibor yang telah terbuka kancing dan reslingnya. Diarahkan tangan Cia masuk kedalam celana dalam Tibor agar di remas-remas penis tibor. Tanpa terucap kata-kata, tangan Cia secara otomatis menggenggam penis Tibor dengan gerakan turun naik seolah-olah sebuah naluri kewanitaan yang keluar dari lubuknya. Derup jantung kedua insan yang sedang dilanda asmara itu semakin kencang, tanpa terasa, akibat gerakan gerakan yang terus-menerus, maka celana Cia maupun Tibor melorot ke bawah. Alhasil, Tibor hanya memakai kaos dan celana dalam, dan Cia hanya memakai baju berkancing depan dan celana dalam. Dalam kondisi itu Tibor kangen ingin menlumat payudara cia, kemudian diangkatnya baju Cia ke atas dan diangkatnya pula bh Cia dari bawah sehingga muncullah dua buah dada besar bergoyang goyang akibat tangan Tibor mengangkat bh itu ke atas dengan cepat.

Dilumatlah tetek Cia bergantian kanan dan kiri, di dusel-dusel dengan pipi, mulut dan hidung tibor, sehingga ujung putingnya menyentuh bulu kumis Tibor yang membuat bulu kuduk Cia merinding dan badan Cia menggeliat keenakan. Sambil melumat tetek cia, Tibor membaringkan tubuh tia di atas meja, sehingga badan Cia tergeletak di atas meja, namun hanya sebatas pantat, kaki Cia tetap berada di bawah. Tibor pun menindih tubuh Cia dengan terus melumat tetek Cia dan memainkan vagian Cia dengan jari tangannya. Vagian Cia telah basah dibuatnya dan Cia terus menggerakan pinggulnya keatas kebawah seperti orang sedang bersenggama. Cia pasrah dalam kondisi tersebut, karena sudah lelah merasakan kenikmatan yang bertubi-tubi. Saking geramnya, tangan Cia mencari penis Tibor yang berada diselangkangan. Agak susah menggapai penis itu karena posisi tetentang dan sedang di geryangi oleh tibor. Setelah berhasil mendapatkan penis tibor, walupun posisinya agak miring, digenggamnya barang berukuran sedang itu dan dirasakan oleh tangan Cia dengan penuh kenikmatan. Kemudian barang itu diremas-remas dan genggam sambil turun naikkan agar Tibor merasa lebih nikmat. Tak tahan Cia merasakan kenikmatan itu, hingga dia duduk diatas meja seakan-akan ingin menyudahi pergumulan itu. Tibor pun kaget, ada apa gerangan pikirnya, lalu Cia turun dari duduknya di meja dan langsung meraih penis tibor. Dipegangnya penis Tibor dengan dua tangan, kemudian dikulum dan dihisap hingga Tibor kaget dibuatnya. Tibor masih terbingung-bingung dengan tindakan Cia yang begitu berani, namun dibiarkannya karena memang nikmat sekali dikulum dan dilumat oleh mulut Cia. Tibor tak tahan menahan nikmatnya isapan mulut cia, lalu dicarinya tetek Cia untuk diremas-remas agar lebih merangsang penisnya. Disuruhnya Cia agak keatas sedikit, yaitu bersimpu dengan dengkulnya agar posisinya enak. Diteruskan isapan penis Tibor oleh Cia, sambil diremas-remasnya tetek Cia dengan kedua tangan Tibor. Muka Tibor menengadah ke atas, merasakan nikmatnya suasana itu. Setelah itu, pikiran Tibor sudah tidak karuan lagi, diangkatnya badan Cia dengan kedua tangan Tibor, kemudian dibaringkanlah Cia di atas meja. Cia diam tak bersuara, pasrah atas apa yang akan dilakukan Tibor terhadapnya.

Vagian Cia pas berhadapan dengan penis Tibor, karena badan Cia tergeletak di meja hanya sebatas pantat, maka diarahkannya penis Tibor ke vagina Cia perlahan-lahan. Ketika kepala penis Tibor menyentuh kemaluan Cia, mendesahlah Cia seperti kepedasan. Dimasukannya penis Tibor sedikit demi sedikit, makin menggeliatlah Cia dibuatnya. Ketika seluruh penis Tibor masuk kedalam kemaluan Cia, terasa hagat dirasakan Cia. Dipeluknya Tibor erat-erat agar tidak melepaskan penisnya dari dalam vagina itu. Ditekannya pantat Tibor erat-erat oleh kedua tangan Cia agar penisnya lebih masuk ke dalam. Tibor mulai menarik dan memasukkan penisnya ke dalam vagina Cia, makin merontalah Cia dengan gerakan itu. Desahan Cia semakin membuat nafsu Tibor terbakar, sehingga dipercepatlah gerakan keluar masuk itu. Cia makin meronta keenakan, dengan menggoyang pingulnya agar Tibor lebih bersemangat. Goyangan naik turun pinggul Cia membuat Tibor tak tahan membendung spermanya, dipercepat gerakan maju mundur penis Tibor agar ejakulasinya terasa lebih nikmat. Cia merasakan penis Tibor lebih membesar dan mengeras disertai percepatan gerakan maju mundur penis Tibor. Berdesahlah Cia merasakan kenikmatan itu dan dipeluknya Tibor erat-erat agar tidak menghentikan gerakan itu dan berharap ketika muncratnya sperma, seluruh penis Tibor berada di dalam vagina Cia. Berteriaklah Tibor dengan mendesah aaaaaaaaccchhhh…aach…aaaach…aaach…aaach…, yang bertanda bahwa sperma Tibor keluar muncrat beberapa kali di dalam vagina cia. Tetap dipeluknya Tibor erat-erat oleh Cia, agar badan Tibor tetap melekat pada permukaan tubuh bagian atas badan Cia. Bahagia Cia menerima semprotan sperma Tibor yang begitu dasyat, sambil tersenyum dan memejamkan mata akan nikmatnya suasana tersebut. diciumnya Tibor berulang kali untuk menandakan kebahagiaan Cia atas perbuatan itu. Cia sangat bahagia walaupun penis Tibor hanya sekitar 15 menit keluar masuk di vagina Cia, namun 15 menit bagi Cia sudah terlalu cukup, karena pada waktu pemanasan Cia telah berada di puncak birahi berkali kali. Cia merenggangkan pelukannya dan berkata, terima kasih ya bang, aku bahagia sekali dan kemudian mencium Tibor dengan penuh kasih sayang. Sama-sama cia, abang juga bahagia kok, kamu enak dan bergairah jawab Tibor sambil tersenyum. Gila, kaya nggak ada apa-apa...., takutnya Cia minta tanggung jawab tau apa gitu...., enak juga si Tibor
01.33 | 0 komentar

Jumat, 24 Mei 2013

cerita dewasa ngentot model

cerita dewasa ngentot model

ngentot model


Aku, seorang model junior, diperkenalkan oleh temanku pada seorang fotografer ternama supaya aku bisa diorbitkan menjadi model terkenal. Temanku ngasi tau bahwa om Andi, demikian dia biasanya dipanggil, doyan daun muda. Bagiku gak masalah, asal benar2 dia bisa mendongkrak ratingku sehingga menjadi ternama. Om Andi membuat janjian untuk sesi pemotretan di vilanya di daerah Puncak. Pagi2 sekali, pada hari yang telah ditentukan, om andi menjemputku. Bersama dia ikut juga asistennya, Joko, seorang anak muda yang cukup ganteng, kira2 seumuran denganku.

Tugas Joko adalah membantu om Andi pada sesi pemotretan. Mempersiapkan peralatan, pencahayaan, sampe pakaian yang akan dikenakan model. Om Andi sangat profesional mengatur pemotretan, mula2 dengan pakaian santai yang seksi, yang menonjolkan lekuk liku tubuhku yang memang bahenol. Pemotretan dilakukan di luar. Bajunya dengan potongan dada yang rendah, sehingga toketku yang besar montok seakan2 mau meloncat keluar. Joko terlihat menelan air liurnya melihat toketku yang montok. Pasti dia ngaceng keras, karena kulihat di selangkangan jins nya menggembung.

Aku hanya membayangkan berapa besar kontolnya, itu membuat aku jadi blingsatan sendiri. Setelah itu, om Andi mengajakku melihat hasil pemotretan di laptopnya, dia memberiku arahan bagaimana berpose seindah mungkin. Kemudian sesi ke2, dia minta aku mengenakan lingerie yang juga seksi, minim dan tipis, sehingga aku seakan2 telanjang saja mengenakannya. Pentil dan jembutku yang lebat membayang di kain lingerie yang tipis. Jokopun kayanya gak bisa konsentrasi melihat tubuhku. Aku yakin kon tolnya sudah ngaceng sekeras2nya. Om Andi mengatur gayaku dan mengambil poseku dengan macam2 gaya tersebut. Tengkurap, telentang, ngangkang dan macem2 pose yang seksi2. Kembali om Joko memberiku arahan setelah membahas hasil pemotretannya. Sekarang sekitar jam 12 siang, om Andi minta Joko untuk membeli makan siang. Sementara itu aku minta ijin untuk istirahat dikolam renang aja.

Om Andi memberiku bikini yang so pasti seksi dan minim untuk dikenakan. Tanpa malu2 segera aku mengenakan bikini itu. Benar saja, bikininya minim sehingga hanya sedikit bagian tubuhku yang tertutupinya. Aku berbaring di dipan dibawah payung. Karena lelah akibat sesi pemotretan yang padat dan angin sepoi2, aku tertidur. Ditengah tidurku aku merasakan ada sesuatu yang meraba-raba tubuhku, tangan itu mengelus pahaku lalu merambat ke dadaku. Ketika tangan itu menyentuh selangkanganku tiba-tiba mataku terbuka, aku melihat om Andi sedang menggerayangi tubuhku. “Nes, kamu seksi sekali, om jadi napsu deh ngeliatnya. Om jadi pengen ngentotin Ines, boleh gak Nes. Nanti om bantu kamu untuk jadi model profesional”, katanya. Karena sudah diberi tahu temanku, aku tidak terlalu kaget mendengar permintaannya yang to the point. “Ines sih mau aja om, tapi nanti Joko kalo dateng gimana”, tanyaku.

Om Andi segera meremas2 toketku begitu mendengar bahwa aku gak keberatan dientot. “Kamu kan udah sering dientot kan Nes, nanti kalo Joko mau kita main ber 3 aja, asik kan kamunya”, katanya sambil tersenyum. Aku diam saja, om Andi berbaring di dipan disebelahku. Segera aku dipeluknya, langsung dia menciumku dengan ganas. Tangannya tetap aktif meremas2 toketku, malah kemudian mulai mengurai tali bra bikiniku yang ada ditengkuk dan dipunggung sehingga toketku pun bebas dari penutup. Dia semakin bernapsu meremas toketku. “Nes, toket kamu besar dan kenceng, kamu udah napsu ya Nes. Mana pentilnya gede keras begini, pasti sering diisep ya Nes”. Dia duduk di pinggir dipan dan mulai menyedot toketku, sementara aku meraih kontolnya serta kukocok hingga kurasakan kontol itu makin mengeras. Aku mendesis nikmat waktu tangannya membelai selangkanganku dan menggosok-gosok nonokku dari luar. “Eenghh.. terus om.. oohh!” desahku sambil meremasi rambut om Andi yang sedang mengisap toketku. Kepalanya lalu pelan-pelan merambat ke bawah dan berhenti di puserku. Aku mendesah makin tidak karuan ketika lidahnya bermain-main di sana ditambah lagi dengan jarinya yang bergerak keluar masuk nonokku dari samping cd bikini ku.

Aku sampai meremas-remas toket dan menggigit jariku sendiri karena tidak kuat menahan rasanya yang geli-geli enak itu hingga akhirnya tubuhku mengejang dan nonokku mengeluarkan cairan hangat. Dengan merem melek aku menjambak rambut om Andi. Segera tangannya pun mengurai pengikat cd bikiniku sehingga aku sudah telanjang bulat terbaring dihadapannya, siap untuk digarap sepuasnya. Dia segera menyeruput nonokku sampai kurasakan cairanku tidak keluar lagi, barulah om Andi melepaskan kepalanya dari situ, nampak mulutnya basah oleh cairan cintaku. “Jembut kamu lebat ya Nes, pasti napsu kamu besar. Kamu gak puas kan kalo cuma dientot satu ronde”, katanya. Belum beres aku mengatur nafasku yang memburu, mulutku sudah dilumatnya dengan ganas. Kurasakan aroma cairan cintaku sendiri pada mulutnya yang belepotan cairan itu. Aku agak kewalahan dengan lidahnya yang bermain di rongga mulutku.

Setelah beberapa menit baru aku bisa beradapatasi, kubalas permainan lidahnya hingga lidah kami saling membelit dan mengisap. Cukup lama juga kami berpagutan, dia juga menjilati wajahku sampai wajahku basah oleh liurnya. “Ines ga tahan lagi om, Ines emut kontol om ya” kataku. Om Andi langsung bangkit dan berdiri di sampingku, melepaskan semua yang nempel dibadannya dan menyodorkan kontolnya. kontolnya sudah keras sekali, besar dan panjang. Tipe kontol yang menjadi kegemaranku. Masih dalam posisi berbaring di dipan, kugenggam kontolnya, kukocok dan kujilati sejenak sebelum kumasukkan ke mulut. Mulutku terisi penuh oleh kontolnya, itu pun tidak menampung seluruhnya paling cuma masuk 3/4nya saja. Aku memainkan lidahku mengitari kepala kontolnya, terkadang juga aku menjilati lubang kencingnya sehingga om Andi bergetar dan mendesah-desah keenakan. Satu tangannya memegangi kepalaku dan dimaju-mundurkannya pinggulnya sehingga aku gelagapan. “Eemmpp..nngg..!” aku mendesah tertahan karena nyaris kehabisan nafas, namun tidak dipedulikannya.

Kepala kontol itu berkali-kali menyentuh dinding kerongkonganku. Kemudian kurasakan ada cairan memenuhi mulutku. Aku berusaha menelan pejunya itu, tapi karena banyaknya pejunya meleleh di sekitar bibirku. Belum habis semburannya, dia menarik keluar kontolnya, sehingga semburan berikut mendarat disekujur wajahku. Kuseka wajahku dengan tanganku. Sisa-sisa peju yang menempel di jariku kujilati sampai habis. Saat itu mendadak pintu pager terbuka dan Joko muncul dari sana, dia melongo melihat kami berdua yang sedang bugil. “Jok, mau ikutan gak”, tanya om Andi sambil tersenyum. “Kita makan dulu ya”. Segera kita menyantap makanan yang dibawa Joko sampai habis. Sambil makan, kulihat jakunnya Joko turun naik melihat kepolosan tubuhku, meskipun agak gugup matanya terus tertuju ke toketku. Aku mengelus-elus kontolnya dari luar celananya, membuatnya terangsang Akhirnya Joko mulai berani memegang toketku, bahkan meremasnya. Aku sendiri membantu melepas kancing bajunya dan meraba-raba dadanya. “Nes, toketnya gede juga ya.. enaknya diapain ya”, katanya sambil terus meremasi toketku.

Dalam posisi memeluk itupun aku perlahan membuka pakaiannya. Nampaklah kontolnya cukup besar, walaupun tidak sebesar kontol om Andi, tapi kelihatannya lebih panjang. Kugenggam kontolnya, kurasakan kontolnya bergetar dan mengeras. Pelan-pelan tubuhku mulai menurun hingga berjongkok di hadapannya, tanpa basa-basi lagi kumasukkan kontolnya ke mulut, kujilati dan kuemut-emut hingga Joko mengerang keenakan. “Enak, Jok”, tanya om Andi yang memperhatikan Joko agak grogi menikmati emutanku. Om Andi lalu mendekati kami dan meraih tanganku untuk mengocok kontolnya. Secara bergantian mulut dan tanganku melayani kedua kontol yang sudah menegang itu. Tidak puas hanya menikmati tanganku, sesaat kemudian om Andi pindah ke belakangku, tubuhku dibuatnya bertumpu pada lutut dan kedua tanganku. Aku mulai merasakan kontolnya menyeruak masuk ke dalam nonokku. Seperti biasa, mulutku menganga mengeluarkan desahan meresapi inci demi inci kontolnya memasuki nonokku. Aku dientotnya dari belakang, sambil menyodok, kepalanya merayap ke balik ketiak hingga mulutnya hinggap pada toketku.

Aku menggelinjang tak karuan waktu pentil kananku digigitnya dengan gemas, kocokanku pada kontol Joko makin bersemangat. Rupanya aku telah membuat Joko ketagihan, dia jadi begitu bernafsu memaju-mundurkan pinggulnya seolah sedang ngentot. Kepalaku pun dipeganginya dengan erat sampai kesempatan untuk menghirup udara segar pun aku tidak ada. Akhirnya aku hanya bisa pasrah saja dientot dari dua arah oleh mereka, sodokan dari salah satunya menyebabkan kontol yang lain makin menghujam ke tubuhku. kontol Om Andi menyentuh bagian terdalam dari nonokku dan ketika kontol Joko menyentuh kerongkonganku, belum lagi mereka terkadang memainkan toket atau meremasi pantatku. Aku serasa terbang melayang-layang dibuatnya hingga akhirnya tubuhku mengejang dan mataku membelakak, mau menjerit tapi teredam oleh kontol Joko. Bersamaan dengan itu pula entotan Om Andi terasa makin bertenaga.

Kami pun nyampe bersamaan, aku dapat merasakan pejunya yang menyembur deras di dalamku, kemudian meleleh keluar lewat selangkanganku. Setelah nyampe, tubuhku berkeringat, mereka agaknya mengerti keadaanku dan menghentikan kegiatannya. “Nes, aku pengen ngen totin nonok kamu juga”, kata Joko. Aku cuma mengangguk, lalu dia bilang lagi, “Tapi Ines istirahat aja dulu, kayanya masih cape deh”. Aku turun ke kolam, dan duduk berselonjor di daerah dangkal untuk menyegarkan diriku. Mereka berdua juga ikut turun ke kolam, om Andi duduk di sebelah kiriku dan Joko di kananku. Kami mengobrol sambil memulihkan tenaga, selama itu tangan jahil mereka selalu saja meremas atau mengelus dada, paha, dan bagian sensitif lainnya. “Nes, aku masukin sekarang aja ya, udah ga tahan daritadi belum rasain nonok kamu” kata Joko mengambil posisi berlutut di depanku. Dia kemudian membuka pahaku setelah kuanggukan kepala,dia mengarahkan kontolnya yang panjang dan keras itu ke nonokku, tapi dia tidak langsung menusuknya tapi menggesekannya pada bibir nonokku sehingga aku berkelejotan kegelian dan meremas kontol om andi yang sedang menjilati leher di bawah telingaku. “Aahh.. Jok, cepet masukin dong, udah kebelet nih!” desahku tak tertahankan.

Aku meringis saat dia mulai menekan masuk kontolnya. Kini nonokku telah terisi oleh kontolnya yang keras dan panjang itu, yang lalu digerakkan keluar masuk nonokku. “Wah.. seret banget nonok kamu Nes”, erangnya. Setelah 15 menit dia gen tot aku dalam posisi itu, dia melepas kontolnya lalu duduk berselonjor dan manaikkan tubuhku ke kontolnya. Dengan refleks akupun menggenggam kontol itu sambil menurunkan tubuhku hingga kontolnya amblas ke dalam nonokku. Dia memegangi kedua bongkahan pantatku, secara bersamaan kami mulai menggoyangkan tubuh kami. Desahan kami bercampur baur dengan bunyi kecipak air kolam, tubuhku tersentak-sentak tak terkendali, kepalaku kugelengkan kesana-kemari, kedua toketku yang terguncang-guncang tidak luput dari tangan dan mulut mereka.

Joko memperhatikan kontolnya sedang keluar masuk di nonokku. Goyangan kami terhenti sejenak ketika om Andi tiba-tiba mendorong punggungku sehingga pantatku semakin menungging dan toketku makin tertekan ke wajah Joko. om Andi membuka pantatku dan mengarahkan kontolnya ke sana. “Aduuh.. pelan-pelan om, sakit ” rintihku waktu dia mendorong masuk kontolnya. Bagian bawahku rasanya sesak sekali karena dijejali dua kontol kontol besar. Kami kembali bergoyang, sakit yang tadi kurasakan perlahan-lahan berubah menjadi rasa nikmat. Aku menjerit sejadi-jadinya ketika om Andi menyodok pantatku dengan kasar, kuomeli dia agar lebih lembut dikit. Bukannya mendengar, om Andi malah makin buas menggentotku. Joko melumat bibirku dan memainkan lidahnya di dalam mulutku agar aku tidak terlalu ribut. Hal itu berlangsung sekitar 20 menit lamanya sampai aku merasakan tubuhku seperti mau meledak, yang dapat kulakukan hanya menjerit panjang dan memeluk Joko erat-erat sampai kukuku mencakar punggungnya. Selama beberapa detik tubuhku menegang sampai akhirnya melemas kembali dalam dekapan Joko.

Namun mereka masih saja memompaku tanpa peduli padaku yang sudah lemas ini. Erangan yang keluar dari mulutku pun terdengar makin tak bertenaga. Tiba-tiba pelukan mereka terasa makin erat sampai membuatku sulit bernafas, serangan mereka juga makin dahsyat, pentilku disedot kuat-kuat oleh Joko, dan om Andi menjambak rambutku. Aku lalu merasakan peju hangat menyembur di dalam nonok dan pantatku, di air nampak sedikit cairan peju itu melayang-layang. Mereka berdua pun terkulai lemas diantara tubuhku dengan kontol masih tertancap. Setelah sisa-sisa kenikmatan tadi mereda, akupun mengajak mereka naik ke atas. Sambil mengelap tubuhku yang basah kuyup, aku berjalan menuju kamar mandi. Mereka mengikutiku dan ikut mandi bersama.

Disana aku cuma duduk, merekalah yang menyiram, menggosok, dan menyabuniku tentunya sambil menggerayangi. nonok dan toketku paling lama mereka sabuni sampai aku menyindir “Lho.. kok yang disabun disitu-situ aja sih, mandinya ga beres-beres dong, dingin nih” disambut gelak tawa kami. Setelah itu, giliran akulah yang memandikan mereka, saat itulah nafsu mereka bangkit lagi, akupun mengemut kontol mereka secara bergantian sehingga langsung saja napsu mereka memuncak. aku segera diseret ke ranjang. Om Andi mendapat giliran pertama, kelihatannya mereka dia main berdua aja dengan ku. Jembutku yang lebat langsung menjadi sasaran, kemudian salah satu jarinya sudah mengelus2 nonokku. Otomatis aku mengangkangkan pahaku sehingga dia mudah mengakses nonokku lebih lanjut.

Segera kontolnya yang besar, panjang dan sangat keras aku genggam dan kocok2. “Nes, diisep dong”, pintanya. Kepalanya kujilat2 sebentar kemudian kumasukkan ke mulutku. Segera kekenyot pelan2, dan kepalaku mengangguk2 memasukkan kontolnya keluar masuk mulutku, kenyotanku jalan terus. “Ah, enak Nes, baru diisep mulut atas aja udah nikmat ya, apalagi kalo yg ngisep mulut bawah”, erangnya keenakan. Tangannya terus saja mengelus2 no nokku yang sudah basah karena napsuku sudah memuncak. “Nes, kamu udah napsu banget ya, nonok kamu udah basah begini”, katanya lagi. kontolnya makin seru kuisep-isep olehnya. Kulihat Joko sedang mengelus-elus kontolnya yang sudah ngaceng berat melihat om Andi menggarap aku.

Tiba2 dia mencabut kontolnya dari mulutku dan segera menelungkup diatas badanku. kontolnya diarahkan ke nonokku, ditekannya kepalanya masuk ke nonokku. terasa banget nonokku meregang kemasukan kepala kontol yang besar, dia mulai mengenjotkan kontolnya pelan, keluar masuk nonokku. Tambah lama tambah cepat sehingga akhirnya seluruh kontolnya yang panjang ambles di nonokku. “Enak om , kontol om bikin nonok Ines sesek, dienjot yang keras om “, rengekku keenakan. enjotan kontolnya makin cepat dan keras, aku juga makin sering melenguh kenikmatan, apalagi kalo dia mengenjotkan kontolnya masuk dengan keras, nikmat banget rasanya. Gak lama dientot aku udah merasa mau nyampe, “om lebih cepet ngenjotnya dong, Ines udah mau nyampe”, rengekku. “Cepat banget Nes, om belum apa2″ jawabnya sambil mempercepat lagi enjotan kontolnya. Akhirnya aku menjerit keenakan “Om, Ines nyampe mas , aah”, aku menggelepar kenikmatan. Dia masih terus saja mengenjotkan kon tolnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Tiba2 dia mencabut kontolnya dari nonokku. “Kok dicabut om, kan belum ngecret”, protesku.

Dia diem saja tapi menyuruh aku menungging di pinggir ranjang, rupanya dia mau gaya anjing. “Om, masukkin dinonok Ines aja ya, kalo dipantat gak asik”, pintaku. Dia diam saja. Segera kontolnya ambles lagi di nonokku dengan gaya baru ini. Dia berdiri sambil memegang pinggulku. Karena berdiri, enjotan kontolnya keras dan cepat, lebih cepat dari yang tadi, gesekannya makin kerasa di nonokku dan masuknya rasanya lebih dalem lagi, “Om , nikmat”, erangku lagi. Jarinya terasa mengelus2 pantatku, tiba2 salah satu jarinya disodokkan ke lubang pantatku, aku kaget sehingga mengejan. Rupanya nonokku ikut berkontraksi meremas kontol besar panjang yang sedang keluar masuk, “Aah Nes, nikmat banget, empotan nonok kamu kerasa banget”, erangnya sambil terus saja mengenjot nonokku. Sementara itu sambil mengenjot dia agak menelungkup di punggungku dan tangannya meremas-remas toketku, kemudian tangannya menjalar lagi ke itilku, sambil dientot i tilku dikilik-kilik nya dengan tangannya.

Nikmat banget dien tot dengan cara seperti itu. “Om , nikmat banget ngentot sama om , Ines udah mau nyampe lagi. Cepetan enjotannya om ,” erangku saking nikmatnya. Dia sepertinya juga udah mau ngecret, segera dia memegang pinggulku lagi dan mempercepat enjotan kontolnya. Tak lama kemudian, “Om, Ines mau nyampe lagi, om , cepetan dong enjotannya, aah”, akhirnya aku mengejang lagi keenakan. Gak lama kemudian dia mengentotkan kontolnya dalem2 di nonokku dan terasa pejunya ngecret. “Aah Nes, nikmat banget”, diapun agak menelungkup diatas punggungku. Karena lemas, aku telungkup diranjang dan dia masih menindihku, kontolnya tercabut dari nonokku. “Om , nikmat deh, sekali entot aja Ines bisa nyampe 2 kali. Abis ini giliran Joko ya”, kataku. “Iya”, jawabnya sambil berbaring disebelahku. Aku memeluknya dan dia mengusap2 rambutku. “Kamu pinter banget muasin lelaki ya Nes”, katanya lagi. Aku hanya tersenyum, “Om, Ines mau ke kamar mandi, lengket badan rasanya”, aku pun bangkit dari ranjang dan menuju ke kamar mandi. Selesai membersihkan diri, aku keluar dari kamar mandi telanjang bulat, kulihat om Andi sudah tidak ada dikamar. Joko sudah berbaring diranjang. Aku tersenyum saja dan berbaring disebelahnya. Dia segera mencium bibirku dengan penuh napsu. kontolnya keelus2.

Lidahku dan lidahnya saling membelit dan kecupan bibir berbunyi saking hotnya berciuman. Tangannya juga mengarah kepahaku. Aku segera saja mengangkangkan pahaku, sehingga dia bisa dengan mudah mengobok2 nonokku. Sambil terus mencium bibirku, tangannya kemudian naik meremas2 toketku. Pentilku diplintir2nya, “Jok enak, Ines udah napsu lagi nih”, erangku. Tanganku masih mengocok kontolnya yang sudah keras banget. Kemudian ciumannya beralih ke toketku. Pentilku yang sudah mengeras segera diemutnya dengan penuh napsu, “Jok , nikmat banget “, erangku. Diapun menindihku sambil terus menjilati pentilku. Jilatannya turun keperutku, kepahaku dan akhirnya mendarat di nonokku. “Aah Jok , enak banget, belum dientot aja udah nikmat banget”, erangku. Aku menggeliat2 keenakan, tanganku meremas2 sprei ketika dia mulai menjilati nonok dan i tilku. Pahaku tanpa sengaja mengepit kepalanya dan rambutnya kujambak, aku mengejang lagi, aku nyampe sebelum dientot.

Dia pinter banget merangsang napsuku. Aku telentang terengah2, sementara dia terus menjilati nonokku yang basah berlendir itu. Dia bangun dan kembali mencium bibirku, dia menarik tanganku minta dikocok kontolnya. Dia merebahkan dirinya, aku bangkit menuju selangkangannya dan mulai mengemut kontolnya. “Nes, kamu pinter banget sih”, dia memuji. Cukup lama aku mengemut kontolnya. Sambil mengeluar masukkan di mulutku, kontolnya kuisep kuat2.

Dia merem melek keenakan. Kemudian aku ditelentangkan dan dia segera menindihku. Aku sudah mengangkangkan pahaku lebar2. Dia menggesek-gesekkan kepala kontolnya di bibir nonokku, lalu dienjotkan masuk, “Jok , enak”, erangku. Dia mulai mengenjotkan kon tolnya keluar masuk pelan2 sampai akhirnya blees, kontolnya nancep semua di nonokku. “Nes, nonokmu sempit banget, padahal barusan kemasukan kontol berkali2ya”, katanya. “Tapi enak kan, abis kontol kamu gede dan panjang sampe nonok Ines kerasa sempit”, jawabku terengah. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat, bibirku diciumnya. “Enak Jok, aah”, erangku keenakan. enjotannya makin cepat dan keras, pinggulku sampe bergetar karenanya. Terasa nonokku mulai berkedut2, “Jok lebih cepet dong, enak banget, Ines udah mau nyampe”, erangku. “Cepet banget Nes, aku belum apa2″, jawabnya. “Abisnya kon tol kamu enak banget sih gesekannya”, jawabku lagi. enjotannya makin keras, setiap ditekan masuk amblesnya dalem banget rasanya. Itu menambah nikmat buat aku “Terus Jok , enak”. Toketku diremas2 sambil terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk. “Terus Jok , lebih cepat, aah, enak Jok, jangan brenti, aakh…” akhirnya aku mengejang, aku nyampe, nikmat banget rasanya. Padahal dengan om Andi, aku udah nyampe 2 kali, nyampe kali ini masih terasa nikmat banget. Aku memeluk pinggangnya dengan kakiku, sehingga rasanya makin dalem kontolnya nancep. nonokku kudenyut2kan meremas kontolnya sehingga dia melenguh, “Enak Nes, empotan nonok kamu hebat banget, aku udah mau ngecret, terus diempot Nes”, erangnya sambil terus mengenjot nonokku.
Akhirnya bentengnya jebol juga. Pejunya ngecret didalam nonokku, banyak banget kerasa nyemburnya “Nes, aakh, aku ngecret Nes, nikmatnya nonok kamu”, erangnya. Dia menelungkup diatas badanku, bibirku diciumnya. “Trima kasih ya Nes, kamu bikin aku nikmat banget”. Setelah kontolnya mengecil, dicabutnya dari nonokku dan dia berbaring disebelahku. Aku lemes banget walaupun nikmat sekali. Tanpa terasa aku tertidur disebelahnya. Aku terbangun karena merasa ada jilatan di nonokku, ternyata om Andi yang masih pengen ngentotin aku lagi. kulihat kontolnya sudah ngaceng lagi. nonokku dijilatinya dengan penuh napsu. Pahaku diangkatnya keatas supaya nonokku makin terbuka. “Om , nikmat banget mas jilatannya”, erangku. Ngantukku sudah hilang karena rasa nikmat itu. Aku meremas2 toketku sendiri untuk menambah nikmatnya jilatan di nonokku. Pentilku kuplintir2 juga. Kemudian itilku diisep2nya sambil sesekali menjilati nonokku, menyebabkan nonokku sudah banjir lagi.

Aku menggelepar2 ketika i tilku diemutnya. Cukup lama itilku diemutnya sampai akhirnya kakiku dikangkangkan. “Om, masukin dong om , Ines udah pengen dientot”, rengekku. Dia langsung menindih tubuhku, kontolnya diarahkan ke nonokku. Begitu kepala kontolnya menerobos masuk, “Yang dalem om , masukin aja semuanya sekaligus, ayo dong om “, rengekku karena napsuku yang sudah muncak. Dia langsung mengenjotkan kontolnya dengan keras sehingga sebentar saja kontolnya sudah nancap semuanya dinonokku. Kakiku segera melingkari pinggangnya sehingga kontolnya terasa masuk lebih dalem lagi. “Ayo om , dienjot dong”, rengekku lagi. Dia mulai mengenjot nonokku dengan cepat dan keras, uuh nikmat banget rasanya. enjotannya makin cepat dan keras, ini membuat aku menggeliat2 saking nikmatnya, “Om , enak om , terus om , Ines udah mau nyampe rasanya”, erangku. Dia tidak menjawab malah mempercepat lagi enjotan kontolnya.

Toketku diremas2nya, sampe akhirnya aku mengejang lagi, “om enak, Ines nyampe om , aah”, erangku lemes. Kakiku yang tadinya melingkari pinggangnya aku turunkan ke ranjang. Dia tidak memperdulikan keadaanku, kontolnya terus saja dienjotkan keluar masuk dengan cepat, napasnya sudah mendengus2. nonokku kudenyut2kan meremas kontolnya. Dia meringis keenakan. “Nes, terus diempot Nes, nikmat banget rasanya. Terus empotannya biar om bisa ngecret Nes”, pintanya. Sementara itu enjotan kon tolnya masih terus gencar merojok nonokku. Toketku kembali diremas2nya, pentilnya diplintir2nya. “Om , Ines kepengin ngerasain lagi disemprot peju om “, kataku. Terus saja kontolnya dienjotkan keluar masuk nonokku dengan cepat dan keras, sampai akhirnya, “Nes, aku mau ngecret Nes, aah”, erangnya dan terasa semburan pejunya mengisi bagian terdalam nonokku. Nikmat banget rasanya disemprot peju anget. Dia ambruk dan memelukku erat2, “Nes, nikmat banget deh ngen tot ama kamu”, katanya. Setelah beristirahat sebentar, aku segera membersihkan diri dan berpakaian. Kami kembali ke Jakarta. Diperjalanan pulang aku hanya terkapar saja dikursi mobil. Lemes banget abis dien tot 2 cowok berkali2. “Om, jangan lupa orbitin Ines ya”, kataku. “Jangan kawatir, selama om masih bisa ngerasain empotan nonok kamu, pasti kamu melejit keatas deh. Bener gak Jok”, jawabnya.
18.34 | 0 komentar