Trending Topic

Selasa, 31 Maret 2015

Sexy Photo : Safitri Pamela & Ovi Sovianti

Berikut ini adalah "secuil" koleksi foto Safitri Pamela & Ovi Sovianti "Duo Srigala" dengan kategori Pretty Girl (cantik), Sexy Girl (seksi), No Nude, Boobs (Toge). Akhir-akhir ini karir mereka sedang melonjak, entah karena talenta nya dalam bermusik, atau karena buah dada nya yang toge, Toket Gede.. siapa sih yang nolak kalo punya pasangan seperti dia, asal keindahan tubuhnya cuma buat sendiri, bukan untuk di ekspos di publik? jangan lupa sedia tisu.. hihihi

Sexy Photo : Safitri Pamela & Ovi Sovianti
Sexy Photo : Safitri Pamela & Ovi Sovianti


Sexy Photo : Safitri Pamela & Ovi Sovianti

Sexy Photo : Safitri Pamela & Ovi Sovianti

Sexy Photo : Safitri Pamela & Ovi Sovianti

Sexy Photo : Safitri Pamela & Ovi Sovianti

Sexy Photo : Safitri Pamela & Ovi Sovianti

Sexy Photo : Safitri Pamela & Ovi Sovianti

Baca cerita seks dewasa 2015 & Foto seksi

06.01 | 0 komentar

ML Pertama Di Kelas Dengan Atlet Basket

ML Pertama Di Kelas Dengan Atlet Basket
ML Pertama Di Kelas Dengan Atlet Basket
Cerita Seks Dewasa 2015 - Cerita ngentot seorang gadis perawan, ngewe cheerleader, gadis lugu, pengalaman seks pertama ini bercerita tentang seorang gadis bersekolah di SMA * (edited by CS15). Nama saya Shinta, saya anggota cheerleader PCT. Pada suatu hari, ada pertandingan basket antara anak * (edited by CS15) melawan anak SMA 8 di sekolahku. Saya sebagai anggota tim cheerleader PCT, berpakaian minim, memberi support kepada tim sekolahku. 


Di tengah-tengah pertandingan, salah satu pemain cadangan tim SMA 8 tersenyum pada saya, dia bukannya melihat teman-temannya bermain, melainkan memandangiku terus. Ketika babak pertama usai, dia datang menghampiriku, dan kami berkenalan sebut saja namanya Indra.Setelah kami berkenalan, lalu kami bercakap-cakap sebentar di kantin SMA * (edited by CS15). Setelah tidak berapa lama, tiba-tiba dia berbisik di telinga saya, katanya, “Kamu cantik sekali deh Shinta..”, sambil matanya tertuju pada belahan dada saya. Muka saya langsung merah, kaget dan dadaku berdetak kencang. Tiba-tiba terdengar suara “Pritt…!”, tanda bahwa babak ke-2 akan dimulai, saya langsung mengajaknya balik ke lapangan.
Dalam perjalanan ke lapangan, kami melewati kelas-kelas kosong. Tiba-tiba dia menarik tanganku masuk ke dalam kelas 3 Fis 1, lalu dia langsung menutup pintu. Saya langsung bertanya padanya, ” Ada apa Indra…, babak ke-2 sudah mau mulai nih…, kamu tidak takut dicariin pelatih kamu?”.
Dia tidak membalas pertanyaanku, melainkan langsung memelukku dari belakang, dan dia berbisik lagi padaku, “Badan kamu bagus sekali ya Shin..”.
Saya tidak bisa berbuat apa-apa selain berbalik badan dan menatap matanya serta tersenyum padanya.
Dia langsung mencium bibirku dan saya yang belum pernah berciuman dengan cowok, tidak bisa berbuat apa-apa selain membiarkan lidahnya masuk ke dalam mulutku. Setelah kira-kira 5 menit bercumbu, mulai tangannya meraba dan meremas dadaku. Saya pasrah saja padanya, karena terus terang saya belum pernah merasakan kenikmatan seperti ini. Tangannya masuk ke dalam baju cheers no.3-ku, dan mulai memainkan puting payudaraku, lalu dia menyingkapkan bajuku dan melepaskan rokku hingga saya tinggal mengenakan BH dan celana dalam saja.
Lalu ia membuka baju basket dan celananya, sehingga ia hanya mengenakan celana dalam saja. Tampak jelas di depanku bahwa “penis”-nya sudah tegang di balik celana dalamnya. Ia memegang tanganku dan menuntun tanganku ke dalam celana dalamnya. Saya merasakan “penis”-nya yang besar dan tegang itu dan ia memintaku untuk meremas-remas penisnya. Ia memaksaku untuk membuka celana dalamnya, setelah saya membuka celana dalamnya, tampak jelas penisnya yang sudah ereksi. Besar juga pikirku, hampir sejengkal tanganku kira-kira panjangnya.
Baru kali ini saya melihat kemaluan cowok secara langsung, biasanya saya hanya melihat dari film biru saja kalau saya diajak nonton oleh teman-teman dekatku. Ketika saya masih terpana melihat penisnya, dia melepas BH dan celana dalamku, tentu saja dengan sedikit bantuanku. Setelah ia menyingkirkan pakaian dalamku, badannya yang tinggi dan atletis layaknya sebagai seorang pemain basket itu, menindih badanku di atas meja kelas dan ia mulai menjilati puting payudaraku sampai saya benar-benar menggeliat keenakan, kurasakan basah pada bibir kemaluanku, saya baru tahu bahwa inilah yang akan terjadi padaku kalau saya benar-benar terangsang.
Lalu tangannya yang kekar itu mulai meraba bibir kemaluanku dan mulai memainkan clitorisku sambil sesekali mencubitnya. Saya yang benar-benar terangsang tidak bisa berbuat apa-apa selain mendesah dan menggeliat di atas meja. Cukup lama ia memainkan tangannya di kemaluanku, lalu ia mulai menjilati bibir bagian bawah kemaluanku dengan nafsunya, tangan kanannya masih memainkan clitorisku. Tidak lama saya bertahan pada permainannya itu, kira-kira 5 menit kemudian, saya merasakan darahku naik ke ubun-ubun dan saya merasakan sesuatu kenikmatan yang sangat luar biasa, badanku meregang dan saya merasakan cairan hangat mengalir dari liang kemaluanku, Indra tanpa ragu menjilati cairan yang keluar sedikit demi sedikit itu dengan nafsunya sampai hanya air liurnya saja yang membasahi kemaluanku. Badanku terasa lemas sekali, lalu Indra duduk di pinggir meja dan memandangi wajahku yang sudah basah bermandikan keringat.
Ia berkata padaku sambil tersenyum, “Kamu kelihatan capek banget ya Shin…”. Saya hanya tersenyum.
Dia mengambil baju basketnya dan mengelap cucuran keringat pada wajahku, saya benar-benar kagum padanya, “Baik banget nih cowo”, pikirku. Seperti sudah mengerti, saya jongkok di hadapannya, lalu mulai mengelus-ngelus penisnya, sambil sesekali menjilati dan menciuminya, saya juga tidak tahu bagaimana saya bisa bereaksi seperti itu, yang ada di pikiranku hanya membalas perbuatannya padaku, dan cara yang kulakukan ini pernah kulihat dari salah satu film yang pernah kutonton.
Indra hanya meregangkan badannya ke belakang sambil mengeluarkan suara-suara yang malah makin membuatku ingin memasukkan penisnya ke dalam mulutku, tidak berapa lama kemudian saya memegang pangkal kemaluannya itu dan mulai mengarahkannya masuk ke dalam mulutku, terasa benar ujung penisnya itu menyentuh dinding tenggorokanku ketika hampir semua bagian batang kemaluannya masuk ke dalam mulutku, lalu saya mulai memainkan penisnya di dalam mulutku, terasa benar kemaluanku mulai mengeluarkan cairan basah lagi, tanda kalau saya sudah benar-benar terangsang padanya.
Kira-kira 5 menit saya melakukan oral seks pada Indra, tiba-tiba badan Indra yang sudah basah dengan keringat itu mulai bergoyang-goyang keras sambil ia berkata, “aarghh…, Saya udah gak tahan lagi nih Shin…, Saya mau keluarr…”.
Saya yang tidak benar-benar memerhatikan omongannya itu masih saja terus memainkan penisnya, sampai kurasakan cairan hangat kental putih dan agak asin keluar dari lubang kemaluan Indra, saya langsung mengeluarkan penisnya itu dan seperti kesetanan, saya malah menelan cairan spermanya, dan malah menghisap penisnya sampai cairan spermanya benar-benar habis. Saya duduk sebentar di bangku kelas, dan kuperhatikan Indra yang tiduran di meja sambil mencoba memelankan irama nafasnya yang terengah-engah.
Saya hanya tersenyum padanya, lalu Indra bangun dan menghampiriku, Dia juga hanya tersenyum padaku. Cukup lama kami berpandangan dengan keadaan bugil dan basah berkeringat.
“Kamu cantik dan baik banget Shin”, katanya tiba-tiba. Saya hanya tertawa kecil dan mulai mencium bibirnya. Indra membalas dengan nafsu sambil memasukkan tangannya ke dalam lubang kemaluanku. Cukup lama kami bercumbu, lalu ia berkata, “Shin…, boleh nggak Saya emm…, itumu…”.
“Itu apa Ndra?”, tanya saya.
“Itu…, masa kamu gak tahu sih?”, balasnya lagi.
sebelun saya menjawab, saya merasakan kepala batang kemaluannya sudah menyentuh bibir kemaluanku. “Crestt.., creest”, terasa ada yang robek dalam kemaluanku dan sedikit darah keluar.
Kemudian Indra berkata, “Shin kamu ternyata masih perawan!”, saya hanya bisa tersenyum dan merasakan sedikit perih di kemaluanku terasa agak serat waktu setengah kemaluannya masuk ke vaginaku. Digerak-gerakan perlahan batang kemaluannya yang besar tapi setelah agak lama entah mengapa rasa sakit itu hilang dan yang ada hanya ada rasa geli, nikmat dan nikmat ketika Indra menggoyangkan badannya maju mundur pelan-pelan saya tidak tahan lagi seraya mendesah kecil keenakan. Kemudian semakin cepat saja Indra memainkan jurusnya yang maju mundur sesekali menggoyangnya ke kiri ke kanan, dan dipuntir-puntir putingku yang pink yang semakin membuatku menggelepar-gelepar seperti ikan yang dilempar ke daratan.
Keringat sudah membasahi badan kita berdua. Saya sadari kalau saat itu tindakan kita berdua bisa saja dipergoki orang, tapi saya rasa kemungkinanya kecil karena kelas itu agak terpencil. “Ahh…, ahh…, ahh”, saya mendesah dengan suara kecil karena takut kedengaran orang lain. Kulihat wajah Indra yang menutup matanya dan terenggah-engah nafasnya.
Cukup lama juga Indra bermain denganku, memang benar kata orang kalau atlet itu kuat dalam bersenggama. “Ahh…, aww…, aww”, geli dalam lubang kemaluanku tidak tertahankan. Tiba-tiba kurasakan sesuatu yang lain yang belum pernah kurasakan, cairan hangat kurasakan keluar dari dalam vaginaku.
Oh, itu mungkin yang kata orang orgasme pikirku. Badanku terasa rileks sekali dan mengejang. Mulutku ditutup oleh Indra mungkin ia takut kalau saya mendesah terlalu keras. Meja kelas yang agak tua itu bergoyang-goyang karena ulah kita berdua. Saya masih merasakan bagaimana Indra berusaha untuk mencapai puncak orgasmenya, lalu ia duduk di bangku dan menyuruhku untuk duduk di kemaluannya. Saya menurut saja dan pelan-pelan saya duduk di kemaluannya. Indra memegang pinggulku dan menaik-turunkan diriku. Saya belum pernah saya merasakan kenikmatan yang seperti ini. Saya mendesah-desah dan Indra semakin semangat menaik-turunkan diriku. Lalu badan Indra mengejang dan berkata, “Shin saya mau keluarr”, sekarang malah giliranku yang semangat memacu gerakan tubuhku agar Indra bisa juga mencapai klimaksnya, tapi lama Indra mengeluarkan penisnya dan terdengar ia mendesah panjang, “Ahh Shin…, Saya keluar”. Kulihat air maninya berceceran di lantai dan sebagian ada yang di meja. Lalu kami berdua duduk lemas dengan saling berpandangan. Ia berkata, “Kamu nyesel yah Shin?”, saya menggeleng sambil berkata, “Nggak kok Ndra…, sekalian buat pengalaman bagiku.”
Saya teringat kalau orang-orang di luar kelas sangat banyak yang menonton pertandingan, lalu saya buru-buru mengenakan pakaian dan menyuruh Indra juga untuk memasang pakaiannya. Sebelum keluar dia bertanya padaku, “Shin kapan kita bisa ‘begituan’ lagi?”, dan saya menjawab “Terserah kamu Ndra”.
“Tapi nanti setelah pertandingan selesai kamu tunggu Saya yah di pintu gerbang lalu nanti kita jalan jalan..”, Ia tersenyum dan mengangguk lalu kami berdua keluar kelas dan sengaja berpisah.

Baca cerita seks dewasa 2015 & Foto seksi
05.38 | 0 komentar

Senin, 30 Maret 2015

Sexy Photo : Jessica Ashley

Berikut ini adalah "secuil" koleksi foto Jessica Ashley dengan kategori Pretty Girl (cantik), Sexy Girl (seksi), No Nude, Boobs (Toge) , siapa sih yang nolak kalo punya pasangan seperti dia, mimin juga mau.. hihihi


Sexy Photo : Jessica Ashley
Sexy Photo : Jessica Ashley


Sexy Photo : Jessica Ashley

Sexy Photo : Jessica Ashley

Sexy Photo : Jessica Ashley

Sexy Photo : Jessica Ashley

Sexy Photo : Jessica Ashley

19.32 | 0 komentar

Sexy Photo : Anna Faith

Berikut ini adalah "secuil" koleksi foto Anna Faith dengan kategori Pretty Girl (cantik), Sexy Girl (seksi), No Nude, Boobs (Toge) , siapa sih yang nolak kalo punya pasangan seperti dia, mimin juga mau.. hihihi

Sexy Photo : Anna Faith
Sexy Photo : Anna Faith

Sexy Photo : Anna Faith

Sexy Photo : Anna Faith

Sexy Photo : Anna Faith

Sexy Photo : Anna Faith

Sexy Photo : Anna Faith

12.43 | 0 komentar

Hasrat Ngewe Dengan Ika di Pantai

Hasrat Ngewe Dengan Ika di Pantai
Hasrat Ngewe Dengan Ika di Pantai
Cerita Seks Dewasa 2015Ini adalah sebuah kisah ngentot yang menggairahkan ketika cerita seks dewasa ini bermula di kota Yogyakarta. Suntuk! Satu kata yang membawaku melarikan motor kesayanganku membelah dinginnya malam bulan Agustus, menuju ke pusat keramaian kota Yogyakarta, Maliboro. Terus terang fikiranku kacau, wanita yang aku sayangi sore tadi pergi tanpa pamit bersama temannya ke luar kota. Padahal sudah lima hari ini tak diberinya jatah sex, dengan alasan sedang ujian tengah semester. Mau meledak rasanya kepala ini, harus kusalurkan nafsu ini bila tak ingin uring-uringan terus. Terbayang di benak semua rencana tuk malam ini memberi kepuasan dirinya dan pelampiasan nafsuku, sebutir obat kuat telah kusiapkan disaku calana. SIAL! makiku dalam hati…


Warung itu terlihat sepi. Sebetulnya bukan warung, lebih mirip gerobak dorong makanan yang terparkir di pinggir jalan seberang toko Ramai Malioboro. Kuparkir motor di depan gerobak makanan itu, kupesan segelas jahe tape untuk mengusir dinginnya malam. Kulirik jam baru setengan sembilan malam, tinggal setengah
jam lagi bubaran toko-toko sepanjang Malioboro, dimana pelayan-pelayan toko berhamburan keluar toko untuk pulang. Kuraih rokok di saku jaket yang tinggal tiga batang, kunyalakan dan kuhisap kuat sambil kuhembuskan keras ke udara. Dinginnya malam tak cukup untuk mendinginkan hati ini, terlebih dalam calanaku yang menginginkan jatah. Fikiranku melayang mencari cara memenuhi hasrat ini.
Waktu pun berjalan, fikiranku terus berkecamuk, terdengar suara wanita memesan segelas teh hangat di sampingku. Kugeser letak dudukku, kulirik dia, hmm lumayan juga nih cewek. “Permisi mas numpang duduk” sapanya. “Oh monggo, silahkan-silahkan” jawabku memberi tempat kepadanya. “Kok belum pulang mbak?” tanyaku membuka percakapan. “Iya mas, tunggu jemputan, tapi kok belum kelihatan ya” jawabnya sambil menengok kiri dan kanan. “Biasanya dah jemput dari tadi lho mas” tambahnya. Tiba-tiba Hp di tas wanita itu berbunyi, kulihat dia menjawab telepon itu, kuperhatikan wajahnya. Alamak! wajah itu tertekuk marah, menambah manis wajah ayunya. “Kurang ajar” katanya sambil menutup pembicaraan teleponnya. “Kenapa mbak, kok marah-marah?” tanyaku padanya. “Dasar cowok gak tahu di untung, minggat sana sama gendaknya” maki dirinya kepada cowok di telepon tadi. Tiba-tiba dia menelungkupkan wajah ayunya ke atas meja sambil menangis. Wah kacau nih, pikirku. “Sudahlah mbak, nggak usah dipikirin, laki-laki emang begitu” rayuku sambil tak kusadari bahwa aku juga laki-laki yang mungkin lebih berengsek dari cowoknya tadi.
“Gimana kalau saya saja yang mengantar embak?” kutawari diriku untuk mengantar. Wanita itu menengadah, terlihat air mata yang masih mengalir dari kedua boal matanya. Oh My God, ayu tenan gumam hatiku, wajahnya itu lho lucu, imut, kasihan diterpa cahaya lampu tempel di meja gerobak dagangan makanan. “Mas nggak papa? Nanti ada yang marah? tanyanya sambil menatap lekat padaku. “Kita senasib kok mbak, Anton” kataku memperkenalkan diri sambil meraih tangannya menuju motor. Setelah kubayar minuman kita, kuulurkan helm kepadanya. Motor kustarter, dia duduk dibelakangku. “Aku Ika mas. Senasib bagaimana sih mas?” tanyanya padaku. “Aku juga ditinggal cewekku sore tadi, dia pergi sama teman-temannya tanpa pamit padaku” jawabku. “Tinggalmu di daerah mana mbak?” tanyaku. “Apa” tanyanya sambil mendekatkan kepalanya ke samping kepalaku, seerrr… payudara yang bulat kencang, sekarang nempel merapat di punggungku, terjadilah pemberontakan di dalam celana dalamku. Sial… aku lupa mencukur bulu bawahku, sekarang terasa perih menggigit terdesak pisang ambonku yang perlahan serta pasti mengeras. “Kenapa mas?” tanyanya sekali lagi padaku. Wajah gadis itu di sebelah kanan agak kebelakang arah wajahku, kutengok ke samping kanan, persis yang kuduga sebelumnya, begitu menengok, kucium lembut dan menyentuh pipi serta sedikit mulutnya, “iiiihhh, nakal ya masnya ini” katanya sambil mencubit pinggangku. Haa haa haa… “Kostmu daerah mana adik manis?” tanyaku menahan perih di pinggang akibat cubitannya. “Enggak tau, aku lagi males pulang” cemberutnya sambil terus mencubit pinggangku. Kuhentikan motorku di tepi jalan. “Kok berhenti mas?” tanyanya. “Habis kamu nyubit terus dan gak di lepas-lepas sih… nanti gimana jalan motornya?” candaku. “Habis masnya juga genit sih, pake ngesun segala” ujarnya. “Nah gitu dong, jangan sedih terus, ntar ilang lho manisnya” kataku cengengesen. “Tu kan… mulai lagi” ketusnya sambil bersiap untuk mencubit pinggangku lagi. Kutangkap tangan lembut itu, kugenggam mesra sambil bertanya “Trus kita mau ke mana cah ayu?” Ditundukkannya wajahnya “Terserah mas aja lah. pokoknya aku males pulang ke kostan”. “Ya oke deh, kita nikmatin malam ini berdua aja ya” jawabku. “He eh” sambutnya sambil melendot manja, ah dasar wanita dirayu sedikit, keluar deh manjanya. Kulaju motorku ke arah selatan Yogya. Namanya rejeki gak lari ke mana, sorak hatiku.
Sampailah kita di daerah pantai Parang Tritis, angin laut selatan menyambut kita disertai dinginnya musim kemarau bulan Agustus. Kulepas jaketku dan kukenakan kepadanya yang hanya berkaus ketat berlengan pendek. Kuparkir motor di atas pasir pesisir pantai, kurengkuh bahunya untuk duduk di pasir, dia diam saja, pandangan jauh menatap kelamnya lautan. “Kenapa, kok ngelamun” tanyaku. “Tauk nih, kita kan baru beberapa jam lalu kenalan, kok udah akrab ya” jawabnya. “Emang kenapa? nggak boleh? Aku suka dari pandangan pertama tuh” kataku ngawur. “Iiiiih, ngawur lagi deh” sergahnya sambil mulai mencubitku lagi. Sebelum tangan itu sampai, aku bangkit berlari menghindar, terjadilah kejar-kejaran diantara kami, sampai suatu saat kakiku tersandung lobang dan jatuh. Karena jarak kami tidak terlalu jauh, dia pun ikut terjatuh, sebelum sempat kusadari, reflek tanganku meraih tubuhnya, berpelukanlah kami berdua. Dia terdiam, akupun menahan nafas, perlahan kusorongkan wajahku mendekati wajahnya, kucium lembut bibirnya, ia pun membalas sambil memejamkan matanya, kami berdua terhanyut, melayang tinggi dengan latar belakang deburan ombak pantai selatan.
Malampun semakin larut, kami memutuskan untuk menginap di salah satu losmen yang berada di sekitar pantai. “Kok kamu mau menginap dengan cowok yang baru kamu kenal sih” bisikku ketelinganya. “Habis mas baik sih, mau nemenin Ika yang lagi sebel” katanya manja. Kuraih wajahnya, kepagut bibir mungil Ika, kami berdua berciuman mesra. Tangan kananku memeluk pinggang, tangan kiriku bergerilya masuk ke dalam kaus Ika. Cumbuan kualihkan ke leher jenjang Ika, dia mendesis dipeluknya tubuhku. “Sss…mass… enaaakk” erang Ika. Tangan kiriku berusaha masuk melalui bra yang agak ketat, sedang tangan kananku berusaha membuka kaitan bra di punggung Ika. “Mas Ann… ton… Ika lee.. messs nih… sambil tiduran yuk…?” pintanya. Kurebahkan diri Ika ke atas ranjang, kumainkan kedua belah payudara Ika, Ika terpejam kembali dengan mengerang perlahan… sss… sss… yang keras mas remasnya… sss…
Kubungkukkan bandan, mendekat ke arah payudara Ika, ku kulum puting sebelah kiri sementara tangan kananku meremas sebelah kanan. Tangan ika menjambak rambutku… Sss… enaaakk… masssss… hisap yang kuat sayang… Jilatanku kuteruskan menelusuri sampai ke pusar, kumainkan lidahku di lubang pusar Ika. Malam kian larut, deburan ombak terdengar sampai ke dalam kamar losmen, seakan musik mengiringi deru nafas memburu kami berdua. Kupandangi tubuh Ika, kuusap mesra wajahnya, Ika memandangku pasrah, kubelai perutnya dengan tangan kanan, terus turun hingga ke celana panjang Ika. Kubuka kancing celana Ika, kuturunkan resluiting dan kubelai dengan punggung tanganku.
“Mas Anton… jangan siksa Ika dong… cepet copot baju dan celana mas juga” pinta Ika seperti memelas. “Sebentar sayang, mas mau buang air kecil dulu ya” kataku sambil berlalu ke kamar mandi. Aku mencopot baju dan celanaku serta celana dalamku sambil mengelus penisku “sabar ya sayang, nanti kukenalkan pasanganmu” kataku bergumam senang. Ika terpekik tertahan melihat kondisiku yang bugil, sambil menutup mulutnya. “Mas Anton… kok gede banget penisnya? kira-kira muat gak ya punya saya?” tanyanya. “Kamu masih perawan Ka?” tanyaku mendekatinya. “Udah enggak sih… cuman dah lama gak kemasukan, apalagi segede punya emas?” jawabnya senyum dikulum. “Ya udah nikmatin dulu deh punya emas ini ya” kataku sembari menyodorkan penisku ke wajahnya. Ikapun bangkit dan menyentuh penisku sembari dijilatinya, kemudian memasukkan batang penisku ke dalam mulutnya, terlihat sesak tatkala dia memasukkan batangku.
Aku tersenyum melihatnya terbelalak-belalak. “Cape nih mas mulut Ika, pegel!” protesnya. “Ya udah, sekarang giliran emas mau cium vegi Ika ya” kataku meredakan protes Ika. Kemudia Ika kembali tiduran sembari mengangkangkan kedua pahanya, kudekatkan kepalaku di selangkangan Ika yang memang luar biasa bersihnya kemaluan ika dengan rambut sedikit dirapikannya, kumulai mengulum kemaluan Ika. Kedua tangan Ika menjambak rambut di kepalaku. “Achhh… terus masss… yesss… gigit masss…” erang Ika seperti cacing kepanasan. Gila aja cowok goblok itu, barang sebagus ini disia-siakan bathinku berkata sembari terus menjilat dan sesekali kumasukkan lidahku kedalam liang vegi Ika. “Maasss… aaakkkuu… nyammpeee…!” jerit Ika sembari menekan kepalaku ke dalam vaginanya. Tubuh Ika bergetar hebat, dari lubang kemaluan Ika keluar lendir orgasme yang lansung tak kusia-siakan untuk menyedotnya ternyata gurih sekali cairan orgasme Ika. Setelah beberapa saat Ika tergolek lemas seperti tak bertenaga, kudekati Ika dan berbaring di sisinya, kukecup keningnya dan kubelai rambut Ika, “Gimana rasanya sayang?” tanyaku. Ika tak menjawab, hanya tatapan sendu serta senyuman Ika yang mewakili sejuta kata-kata yang mewakili dirinya mencapai puncak kenikmatan.
Kemudian aku bangkit, melumuri penisku dengan air ludah, agak kuangkat Ika untuk agak menepi dari ranjang. Perlahan aku arahkan penisku ke tengah selangkangan Ika. “Pelan-pelan ya mas…” pinta Ika memohon. Pertama ku sibak bibir vagina Ika, kemudian kutempelkan kepala helm penisku di tengah vaginanya, perlahan-lahan kudorong masuk ke dalam. Dengan orgasmenya Ika tadi, seolah telah siap untuk menerima kedatangan penisku, tetapi tetap saja agak sempit.
Kulihat Ika agak meringis, “Kenapa Ka?, sakit ya?” tanyaku. “Sedikit mas, tapi gak pa pa kok, Ika tahan”. Aku gak mau buru-buru, sedikit demi sedikit kukeluar masukkan batang penisku ke dalam vagina Ika. Setelah masuk setengah, kudiamkan sejenak untuk memberi waktu vagina Ika menyesuaikan dengan batang penisku, kulihat Ika menatapku, “Kenapa berhenti mas? aku dah mulai merasa enak kok rasanya” kata Ika sedikit protes atas perbuatanku. Memang aku penjahat kelamin, kata teman-temanku, sebetulnya aku sendiri gak setuju karena menurut diriku sendiri aku adalah penyayang kelamin, gak mau asal aja make love dan wanita merasa sakit, karena prinsipku hubungan sex itu adalah kepuasan antara dua insan berlainan jenis.
Setelah kulihat Ika sudah terbiasa dengan penisku, mulailah kumaju mundurkan senjataku tersebut, sambil melirik Ika. Ternyata Ikapun sudah menikmati keluar masuknya penisku di vaginanya. Sekitar lima menit kemudian Ika kontraksi, rupanya dia sudah mau mencapai orgasme lagi. Massssss…akkkuuu… nyammmppeee… erangnya sambil memeluk erat tubuh serta menjepit keras pinggulku. Aku imbangi orgasme Ika dengan menancapkan batang penisku dalam-dalam.
“Gimana sayang?” tanyaku. “Waduh mas luar biasa deh” jawabnya sambil terengah-engah. Kemudian Ika aku suruh telentang di atas rajang, kemudian aku naik di atas tubuh Ika, kujilati sekitar payudara Ika yang memang sudah basah oleh keringatnya. Kemudian kusuruh kedua tangan Ika untuk menjepit kedua payudaranya, setelah itu batang penisku aku tusukkan di tengah jepitan payudaranya. Ika tersenyum paham dengan perbuatanku dan bertanya “Kenapa gak dikeluarin di dalam vagina Ika aja mass?” tanyanya. “Enggaklah, nanti kamu hamil lagi” jawabku. Ikapun tersenyum manis. Kukocok kemaluanku di jepitan payudara Ika, tak berapa lama terasa ada sesuatu yang akan meledak dari ujung kemaluanku, Ika menengadah ke arah payudaranya, “Kaaa… masss mau sammmpe juga nihhh…” erangku. Kulihat Ika membuka mulutnya, seolah mau menampung muncratan orgasme ku. Melihat hal itu buru-buru ku copot penisku dari jepitan payudara Ika dan kumasukkan ke mulut Ika, disambutnya penisku dan di kulumnya. Meledaklah semua spermaku di mulut Ika sampai tetes mani terakhir. “Enak kok mas, gurih… Ika seneng sama sperma emas?” kata Ika sambil tersenyum. Akupun seperti habis berlari berpuluh-puluh meter, nafasku tersengal tetapi senyumku masih bisa kupaksakan untuk Ika. Kupeluk tubuh bugil Ika, kuciumi wajah, pipi, dan kamipun beciuman mesra, kamipun tertidur pulas hingga pagi tanpa sehelai benang nempel di kedua tubuh bugil kami.
Pagi pun merangkak ke siang, aku terjaga dan kulihat di sebelahku Ika sudah tidak ada. Dengan perasaan malas aku bangun dan menuju ke kamar mandi. Sesampai di sana kulihat Ika membelakangi pintu dan sedang menyikat gigi, perlahan kudekati dan kupeluk dari belakang, tak lupa tanganku mampir di kedua buah dada Ika.
“Eh dah bangun ya mas?” sapa Ika. Kurasakan penisku menegang lagi, dengan posisi demikian kurenggangkan kedua kaki Ika dan perlahan kumasukkan penisku dari belakang. Ika mengerang lirih dan berpegangan pada tepi bak mandi, sampai akhirnya Ika mencapai orgasmenya.
Setelah itu ia jongkok di depanku dan mulai mengulum penisku sampai mencapai orgasme yang ditelan Ika sampai habis.
Setelah mandi dan sarapan, kami berdua bersantai di teras depan losmen. Kemudian Ika bertanya dengan perasaan sedih, “Mass, kira-kira besok-besok gimana ya hubungan kita..” tanyanya sedih. “Mau kamu gimana Ka? balasku bertanya lagi. “Mau Ika kita gak buru-buru putus mas, setelah peristiwa semalam sampai hari ini, kayaknya Ika suka deh sama mas Anton?” katanya sambil mulai meneteskan air mata. Aku bangkit dan memeluk dirinya, ku elus punggung dan rambutnya. “Mas juga sama kok perasaannya dengan kamu sayang” kataku menghibur. “Kita lihat besok aja ya, dan aku janji selalu menghubungi kamu ya Ka.” kataku kemudian. Ika hanya mengangguk lemah.
Sejak itu sesuai dengan janjiku, aku selalu mengunjunginya dan kami masih berhubungan intim terus, bila tidak di kostanku ya di kostnya Ika. Sampai suatu saat dia bilang kalau dilamar oleh cowoknya yang dulu, dimana cowoknya telah mengakui kesalahannya dan berjanji tidak akan menyakiti Ika lagi. Aku pun agak goncang, tetapi gimana lagi, aku sendiri masih kuliah, masih nodong orang tua, sementara cowok si Ika telah bekerja, akhirnya kuihklaskan kepergian Ika. Sebelum berpisah Ika kuajak ke Tawangmangu selama dua hari, berdua memuaskan hasrat sebelum berpisah. Memang Ika sendiri tidak bisa menolak cowok tersebut yang masih terhitung famili jauhnya, setelah kunasihati akhirnya Ika mau mengerti dan menerima lamaran cowoknya.
Kini aku jomblo lagi, sementara cewekku dulu sudah aku putus kemarin-kemarin, yah semoga bro-bro masih mau membaca kisah petualanganku yang lain di lain cerita.
12.22 | 0 komentar

Sabtu, 28 Maret 2015

Petualangan Sex ku Dengan Tante Dessy Toge

Petualangan Sex ku Dengan Tante Dessy Toge
Petualangan Sex ku Dengan Tante Dessy Toge
Cerita Seks Dewasa 2015 | Kali ini bercerita tentang skandal sex ku dengan tante yang terjadi beberapa tahun lalu, sewaktu aku masih kuliah di Bandung. Sebagai mahasiswa semester awal sebuah perguruan tinggi swasta di Bandung, saat itu merupakan masa-masa adaptasiku dengan lingkungan sosial maupun lingkungan kampus. Maklum sekian lama hidup ma orang tua, sekarang harus mandiri, semuanya diatur sendiri.

Menginjak semester tiga, aku bermaksud pindah tempat kos yang lebih baik. Ini biasa, mahasiswa tahun pertama pasti dapat tempat kos yang asal-asalan. Baru tahun berikutnya mereka bisa mendapat tempat kos yang lebih sesuai selera dan kebutuhan. Setelah “hunting” yang cukup melelahkan akhirnya aku mendapatkan tempat kos yang cukup nyaman di daerah Dago Utara. Untuk ukuran Bandung sekalipun, daerah ini termasuk sangat dingin apalagi di waktu malam. Kamar kosku berupa paviliun yang terpisah dari rumah utama. Ada dua kamar, yang bagian depan diisi oleh Sahat, mahasiswa kedokteran yang kutu buku dan rada cuek. Aku sendiri dapat yang bagian belakang, dekat dengan rumah utama.
Bapak kosku, Om Bambang adalah seorang dosen senior di beberapa perguruan tinggi. Istrinya, Tante Dessy, wanita yang cukup menarik meskipun tidak terlalu cantik. Tingginya sekitar 163 cm dengan perawakan yang sedang, tidak kurus dan tidak gemuk. Untuk ukuran seorang wanita dengan 2 anak, tubuh Tante Dessy cukup terawat dengan baik dan tampak awet muda meski sudah berusia di atas 40 tahun. Maklumlah, Tante Dessy rajin ikut kelas aerobik. Kedua anak mereka kuliah di luar negeri dan hanya pulang pada akhir tahun ajaran.
Karena kesibukannya sebagai dosen di beberapa perguruan tinggi, Om Bambang agak jarang di rumah. Tapi Tante Dessy cukup ramah dan sering mengajak kami ngobrol pada saat-saat luang sehingga aku pribadi merasa betah tinggal di rumahnya. Mungkin karena Sahat agak cuek dan selalu sibuk dengan kuliahnya, Tante Dessy akhirnya lebih akrab denganku. Aku sendiri sampai saat itu belum pernah berpikir untuk lebih jauh dari sekedar teman ngobrol dan curhat. Tapi rupanya tidak demikian dengan Tante Dessy….
“Bagas, kamu masih ada kuliah hari ini?”, tanya Tante Dessy suatu hari.
“Enggak tante…”
“Kalau begitu bisa anterin tante ke aerobik?”
“Oh, bisa tante…”
Tante Dessy tampak seksi dengan pakaian aerobiknya, lekuk-lekuk tubuhnya terlihat dengan jelas. Kamipun meluncur menuju tempat aerobik dengan menggunakan mobil Kijang Putih milik Tante Dessy. Di sepanjang jalan Tante Dessy banyak mengeluh tentang Om Bambang yang semakin jarang di rumah.
“Om Bambang itu egois dan gila kerja, padahal gajinya sudah lebih dari cukup tapi terus saja menerima ditawari jadi dosen tamu dimana-mana…”
“Yach, sabar aja tante.. itu semua khan demi tante dan anak-anak juga,” kataku mencoba menghibur.
“Ah..Bagas, kalau orang sudah berumah tangga, kebutuhan itu bukan cuma materi, tapi juga yang lain. Dan itu yang sangat kurang tante dapatkan dari Om.”
Tiba-tiba tangan Tante Dessy menyentuh paha kiriku dengan lembut,
“Biarpun begini, tante juga seorang wanita yang butuh belaian seorang laki-laki… tante masih butuh itu dan sayangnya Om kurang peduli.”
Aku menoleh sejenak dan kulihat Tante Dessy menatapku dengan tersenyum. Tante Dessy terus mengelus-elus pahaku di sepanjang perjalanan. Aku tidak berani bereaksi apa-apa kecuali, takut membuat Tante Dessy tersinggung atau disangka kurang ajar.
Keluar dari kelas aerobik sekitar jam 4 sore, Tante Dessy tampak segar dan bersemangat. Tubuhnya yang lembab karena keringat membuatnya tampak lebih seksi.
“Gas, waktu latihan tadi tadi punggung tante agak terkilir… kamu bisa tolong pijitin tante khan?” katanya sambil menutup pintu mobil.
“Iya… sedikit-sedikit bisa tante,” kataku sambil mengangguk. Aku mulai merasa Tante Dessy menginginkan yang lebih jauh dari sekadar teman ngobrol dan curhat. Terus terang ini suatu pengalaman baru bagiku dan aku tidak tahu bagaimana harus menyikapinya. Sepanjang jalan pulang kami tidak banyak bicara, kami sibuk dengan pikiran dan khayalan masing-masing tentang apa yang mungkin terjadi nanti.
Setelah sampai di rumah, Tante Dessy langsung mengajakku ke kamarnya. Dikuncinya pintu kamar dan kemudian Tante Dessy langsung mandi. Entah sengaja atau tidak, pintu kamar mandinya dibiarkan sedikit terbuka. Jelas Tante Dessy sudah memberiku lampu kuning untuk melakukan apapun yang diinginkan seorang laki-laki pada wanita. Tetapi aku masih tidak tahu harus berbuat apa, aku hanya terduduk diam di kursi meja rias.
“Bagas sayang… tolong ambilkan handuk dong…” nada suara Tante Dessy mulai manja.
Lalu kuambil handuk dari gantungan dan tanganku kusodorkan melalui pintu sambil berusaha untuk tidak melihat Tante Dessy secara langsung. Sebenarnya ini tindakan bodoh, toh Tante Dessy sendiri sudah memberi tanda lalu kenapa aku masih malu-malu? Aku betul-betul salah tingkah. Tidak berapa lama kemudian Tante Dessy keluar dari kamar mandi dengan tubuh dililit handuk dari dada sampai paha. Baru kali ini aku melihat Tante Dessy dalam keadaan seperti ini, aku mulai terangsang dan sedikit bengong. Tante Dessy hanya tersenyum melihat tingkah lakuku yang serba kikuk melihat keadaannya.
“Nah, sekarang kamu pijitin tante ya… ini pakai body-lotion…” katanya sambil berbaring tengkurap di tempat tidur. Dibukanya lilitan handuknya sehingga hanya tertinggal BH dan CD-nya saja. Aku mulai menuangkan body-lotion ke punggung Tante Dessy dan mulai memijit daerah punggungnya.
“Tante, bagian mana yang sakit…” tanyaku berlagak polos.
“Semuanya sayang… semuanya… dari atas sampai ke bawah. Bagian depan juga sakit lho…nanti Bagas pijit ya…” kata Tante Dessy sambil tersenyum nakal.
Aku terus memijit punggung Tante Dessy, sementara itu aku merasakan penisku mulai membesar. Aku berpikir sekarang saatnya menanggapi ajakan Tante Dessy dengan aktif. Seumur hidupku baru kali inilah aku berkesempatan menyetubuhi seorang wanita. Meskipun demikian dari film-film BF yang pernah kutonton sedikit banyak aku tahu apa yang harus kuperbuat… dan yang paling penting ikuti saja naluri…
“Tante sayang…, tali BH-nya boleh kubuka?” kataku sambil mengelus pundaknya. Tante Dessy menatapku sambil tersenyum dan mengangguk. Aku tahu betul Tante Dessy sama sekali tidak sakit ataupun cedera, acara pijat ini cuma sarana untuk mengajakku bercinta. Setelah tali BH-nya kubuka perlahan-lahan kuarahkan kedua tanganku ke-arah payudaranya. Dengan hati-hati kuremas-remas payudaranya… ahh lembut dan empuk. Tante Dessy bereaksi, ia mulai terangsang dan pandangan matanya menatapku dengan sayu. Kualihkan tanganku ke bagian bawah, kuselipkan kedua tanganku ke dalam celana dalamnya sambil pelan-pelan kuremas kedua pantatnya selama beberapa saat. Tante Dessy dengan pasrah membiarkan aku mengeksplorasi tubuhnya. Kini tanganku mulai berani menjelajahi juga bagian depannya sambil mengusap-usap daerah sekitar vaginanya dengan lembut. Jantungku brdebar kencang, inilah pertamakalinya aku menyentuh vagina wanita dewasa… Perlahan tapi pasti kupelorotkan celana dalam Tante Dessy.
Sekarang tubuh Tante Dessy tertelungkup di tempat tidur tanpa selembar benangpun… sungguh suatu pemandangan yang indah. Aku kagum sekaligus terangsang. Ingin rasanya segera menancapkan batang kemaluanku ke dalam lubang kewanitaannya. Aku memejamkan mata dan mencoba bernafas perlahan untuk mengontrol emosiku.
Seranganku berlanjut, kuselipkan tanganku diantara kedua pahanya dan kurasakan rambut kemaluannya yang cukup lebat. Jari tengahku mulai menjelajahi celah sempit dan basah yang ada di sana. Hangat sekali raanya. Kurasakan nafas Tante Dessy mulai berat, tampaknya dia makin terangsang oleh perbuatanku.
“Mmhh… Bagas… kamu nakal ya…” katanya.
“Tapi tante suka khan…?”
“Mmhh.. terusin Gas… terusin… tante suka sekali.”
Jariku terus bergerilya di belahan vaginanya yang terasa lembut seperti sutra, dan akhirnya ujung jariku mulai menyentuh daging yang berbentuk bulat seperti kacang tapi kenyal seperti moci Cianjur. Itu klitoris Tante Dessy. Dengan gerakan memutar yang lembut kupermainkan klitorisnya dengan jariku dan diapun mulai menggelinjang keenakan. Kurasakan tubuhnya sedikit bergetar tidak teratur. Sementara itu aku juga sudah semakin terangsang, dengan agak terburu-buru pakaiankupun kubuka satu-persatu hingga tidak ada selembar benangpun menutup tubuhku, sama seperti Tante Dessy.
Kukecup leher Tante Dessy dan dengan perlahan kubalikkan tubuhnya. Sesaat kupandangi keindahan tubuhnya yang seksi. Payudaranya cukup berisi dan tampak kencang dengan putingnya yang berwarna kecoklatan memberi pesona keindahan tersendiri. Tubuhnya putih mulus dan nyaris tanpa lemak, sungguh-sungguh Tante Dessy pandai merawat tubuhnya. Diantara kedua pahanya tampak bulu-bulu kemaluan yang agak basah, entah karena baru mandi atau karena cairan lain. Sementara itu belahan vaginanya samar-samar tampak di balik bulu-bulu tersebut. Aku tidak habis pikir bagaimana mungkin suaminya bisa sering meninggalkannya dan mengabaikan keindahan seperti ini.
“Tante seksi sekali…” kataku terus terang memujinya. Kelihatan wajahnya langsung memerah.
“Ah.. bisa aja kamu merayu tante… kamu juga seksi lho Gas… lihat tuh burungmu sudah siap tempur… ayo jangan bengong gitu… terusin pijat seluruh badan tante….,” kata Tante Dessy sambil tersenyum memperhatikan penisku yang sudah mengeras dan menGasgak ke atas.
Aku mulai menjilati payudara Tante Dessy sementara itu tangan kananku perlahan-lahan mempermainkan vagina dan klitorisnya. Kujilati kedua bukit payudaranya dan sesekali kuhisap serta kuemut putingnya dengan lembut sambil kupermainkan dengan lidahku. Tante Dessy tampak sangat menikmati permainan ini sementara tangannya meraba dan mempermainkan penisku.
Aku ingin sekali menjilati kewanitaan Tante Dessy seperti dalam adegan film BF yag pernah kutonton. Perlahan-lahan aku mengubah posisiku, sekarang aku berlutut di atas tempat tidur diantara kedua kaki Tante Dessy. Dengan perlahan kubuka pahanya dan kulihat belahan vaginanya tampak merah dan basah. Dengan kedua ibu jariku kubuka bibir vaginanya dan terlihatlah liang kewanitaan Tante Dessy yang sudah menanti untuk dipuaskan, sementara itu klitorisnya tampak menyembul indah di bagian atas vaginanya. Tanpa menunggu komando aku langsung mengarahkan mulutku ke arah vagina Tante Dessy. Kujilati bibir vaginanya dan kemudian kumasukkan lidahku ke liang vaginanya yang terasa lembut dan basah. “Mmhhh.. aahhh” desahan nikmat keluar dari mulut Tante Dessy saat lidahku menjilati klitorisnya. Sesekali klitorisnya kuemut dengan kedua bibirku sambil kupermainkan dengan lidah. Aroma khas vagina wanita dan kehangatannya membuatku makin bersemangat, sementara itu Tante Dessy terus mendesah-desah keenakan. Sesekali jari tanganku ikut membantu masuk ke dalam lubang vaginanya.
“Aduuh.. Bagasi… enak sekali sayang… iya sayang… yang itu enak.. emmhh .. terus sayang… pelan-pelan sayang… iya… gitu sayang… terus.. aduuh.. aahh… mmhh..” katanya mencoba membimbingku sambil kedua tangannya terus menekan kepalaku ke selangkangannya. Tidak berapa lama kemudian pinggul Tante Dessy mulai berkedut-kedut, gerakannya terasa makin bertenaga, lalu pinggulnya maju-mundur dan berputar-putar tak terkendali. Sementara itu kedua tangannya semakin keras mencengkeram rambutku.
“Bagas.. Tante mau keluaar… aah.. uuh..aahh…oooh…. adduuh… sayaaang… Bagasiii…. terus jilat itu Gas… teruus… aduuuh… aduuuh…tante keluaaar…” bersamaan dengan itu kepalaku dijepit oleh kedua pahanya sementara lidah dan bibirku terus terbenam menikmati kehangatan klitoris dan vaginanya yang tiba-tiba dibanjiri oleh cairan orgasmenya. Beberapa saat tubuh Tante Dessy meregang dalam kenikmatan dan akhirnya terkulai lemas sambil matanya terpejam. Tampak bibir vaginanya yang merah merekah berdenyut-denyut dan basah penuh cairan.
“Bagas.. enak banget…. sudah lama tante nggak ngerasain yang seperti ini…” katanya perlahan sambil membuka mata. Aku langsung merebahkan diri di samping Tante Dessy, kubelai rambut Tante Dessy lalu bibir kami beradu dalam percumbuan yang penuh nafsu. Kedua lidah kami saling melilit, perlahan-lahan tanganku meraba dan mempermainkan pentil dan payudaranya. Tidak berapa lama kemudian tampaknya Tante Dessy sudah mulai naik lagi. Nafasnya mulai memburu dan tangannya meraba-raba penisku dan meremas-remas kedua buah bola pingpongku.
“Bagas sayang… sekarang gantian tante yang bikin kamu puas ya…” katanya sambil mengarahkan kepalanya ke arah selangkanganku. Tidak berapa lama kemudian Tante Dessy mulai menjilati penisku, mulai dari arah pangkal kemudian perlahan-lahan sampai ke ujung. Dipermainkannya kepala penisku dengan lidahnya. Wow.. nikmat sekali rasanya… tanpa sadar aku mulai melenguh-lenguh keenakan. Kemudian seluruh penisku dimasukkan ke dalam mulutnya. Tante Dessy mengemut dan sekaligus mempermainkan batang kemaluanku dengan lidahnya. Kadang dihisapnya penisku kuat-kuat sehingga tampak pipinya cekung. Kurasakan permainan oral Tante Dessy sungguh luar biasa, sementara dia mengulum penisku dengan penuh nafsu seluruh tubuhku mulai bergetar menahan nikmat. Aku merasakan penisku mengeras dan membesar lebih dari biasanya, aku ingin mengeluarkan seluruh isinya ke dalam vagina Tante Dessy. Aku sangat ingin merasakan nikmatnya vagina seorang wanita untuk pertama kali….
“Tante… Bagas pengen masukin ke punya tante… ” kataku sambil mencoba melepaskan penisku dari mulutnya. Tante Dessy mengangguk setuju, lalu ia membiarkan penisku keluar dari mulutnya. “Terserah Bagas sayang… keluarin aja semua isinya ke dalam veggie tante… tante juga udah pengen banget ngerasain punya kamu di dalam sini….”
Perlahan kurebahkan Tante Dessy disebelahku, Tante Dessy langsung membuka kedua pahanya mempersilahkan penisku masuk. Samar-samar kulihat belahan vaginanya yang merah. Dengan perlahan kubuka belahan vaginanya dan tampaklah lubang vagina Tante Dessy yang begitu indah dan menggugah birahi dan membuat jantungku berdetak keras. Aku takut kehilangan kontrol melihat pemandangan yang baru pertama kali aku alami, aku berusaha keras mengatur nafasku supaya tidak terlarut dalam nafsu…. Perlahan-lahan kupermainkan klitorisnya dengan jempol sementara jari tengahku masuk ke lubang vaginanya. Tidak berapa lama kemudian Tante Dessy mulai menggerak-gerakkan pinggulnya, “Bagas sayang.. masukin punyamu sekarang, tante udah siap…”
Kuarahkan penisku yang sudah mengeras ke lubang vaginanya, aku sudah begitu bernafsu ingin segera menghujamkan batang penisku ke dalam vagina Tante Dessy yang hangat. Tapi mungkin karena ini pengalaman pertamaku aku agak kesulitan untuk memasukkan penisku. Rupanya Tante Dessy menyadari kesulitanku. Dia memandangku dengan tersenyum…..
“Ini pengalaman pertama ya Gas….”
“Iya tante….” jawabku malu-malu.
“Tenang aja… nggak usah buru-buru… tante bantu…” katanya sambil memegang penisku. Diarahkannya kepala penisku ke dalam lubang vaginanya sambil tangan yang lain membuka bibir vaginanya, lalu dengan sedikit dorongan ke depan…masuklah kepala penisku ke dalam vaginanya. Rasanya hangat dan basah…. sensasinya sungguh luar biasa.
Akhirnya perlahan tapi pasti kubenamkan seluruh penisku ke dalam vagina Tante Dessy, aah.. nikmatnya. “Aaahh…Bagasi.. e
emh…” Tante Dessy berbisik perlahan, dia juga merasakan kenikmatan yang sama. Sekalipun sudah diatas 40 tahun vagina Tante Dessy masih terasa sempit, dinding-dindingnya terasa kuat mencengkeram penisku. Aku merasakan vaginanya seperti meremas penisku dengan gerakan yang berirama. Luar biasa nikmat rasanya…. Perlahan kugerakkan pinggulku turun naik, Tante Dessy juga tidak mau kalah, pinggulnya bergerak turun naik mengimbangi gerakanku. Tangannya mencengkeram erat punggungku dan tanganku membelai rambutnya sambil meremas-remas payudaranya yang empuk. Sementara itu bibir kami berpagutan dengan liar….
Baru beberapa menit saja aku sudah mulai merasa seluruh tubuhku bergetar dijalari sensasi nikmat yang luar biasa… maklumlah ini pengalaman pertamaku… kelihatannya tidak lama lagi aku akan mencapai puncak orgasme.
“Tante…Bagas sudah hampir keluar…. aaah…uuh…” kataku berusaha keras menahan diri.
“Terusin aja Gas… kita barengan yaa…. tante juga udah mau keluar… aahh… Bagas… tusuk yang kuat Gas… tusuk sampai ujung sayang… mmhh….”
Kata-kata Tante Dessy membuatku makin bernafsu dan aku menghujamkan penisku berkali-kali dengan kuat dan cepat ke dalam vaginanya.
“Aduuh…Bagas udah nggak tahan lagi…” aku benar-benar sudah tidak dapat mengendalikan diri lagi, pantatku bergerak turun naik makin cepat dan penisku terasa membesar dan berdenyut-denyut bersiap mencapai puncak di dalam vagina Tante Dessy. Sementara itu Tante Dessy juga hampir mencapai orgasmenya yang kedua.
“Ayoo Gas… tante juga mau…ahhhh…ahhh kamu ganas sekali……. aaaahhh…. Bagasii…. sekarang Gas…. keluarin sekarang Gas… tante udah nggak tahan…mmmhhh”.
Tante Dessy juga mulai kehilangan kontrol, kedua kakinya dijepitkan melingkari pinggulku dan tangannya mencengkeram keras punggungku.
Dan kemudian aku melancarkan sebuah tusukan akhir yang maha dahsyat…
“Tante…aaaa…aaaagh….Bagas keluaaaar…..aagh..” aku mendesah sambil memuncratkan seluruh spermaku ke dalam liang kenikmatan Tante Dessy. Bersamaan dengan itu Tante Dessypun mengalami puncak orgasmenya,
“Bagasii…. aduuuh……tante jugaa….aaaah… I’m cumming honey… aaaahh…..aah….”
Kami berpelukan lama sekali sementara penisku masih tertanam dengan kuat di dalam vagina Tante Dessy. Ini sungguh pengalaman pertamaku yang luar biasa…. aku betul-betul ingin meresapi sisa-sisa kenikmatan persetubuhan yang indah ini. Akhirnya aku mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, seluruh persendianku terasa lepas dari tempatnya. Kulepaskan pelukanku dan perlahan-lahan kutarik penisku yang mulai sedikit melemah karena kehabisan energi. Lalu aku terbaring lemas di sebelah Tante Dessy yang juga tergolek lemas dengan mata masih terpejam dan bibir bawahnya sedikit digigit. Kulihat dari celah vaginanya cairan spermaku meleleh melewati sela-sela pahanya. Rupanya cukup banyak juga spermaku muntah di dalam Tante Dessy.
Tak lama kemudian Tante Dessy membuka matanya dan tersenyum padaku,
“Gimana sayang…enak?” katanya sambil menyeka sisa spermaku dengan handuk. Aku hanya mengangguk sambil mengecup bibirnya.
“Tante nggak nyangka kalau kamu ternyata baru pertama kali “making-love”. Soalnya waktu “fore-play” tadi nggak kelihatan, baru waktu mau masukin penis tante tahu kalau kamu belum pengalaman. By the way, Tante senang sekali bisa dapat perjaka ting-ting seperti kamu. Tante betul-betul menikmati permainan ini. Kapan-kapan kalau ada kesempatan kita main lagi mau Gas…?”
Aku hanya diam tersenyum, betapa tololnya kalau aku jawab tidak. Tante Dessy membaringkan kepalanya di dadaku, kami terdiam menikmati perasaan kami masing-masing selama beberapa saat. Tapi tidak sampai 5 menit, energiku mulai kembali. Tubuh wanita matang yang bugil dan tergolek dipelukanku membuat aku kembali terangsang, perlahan-lahan penisku mulai membesar. Tangan kananku kembali meraba payudara Tante Dessy dan membelainya perlahan. Dia memandangku dan tersenyum, tangannya meraih penisku yang sudah kembali membesar sempurna dan digenggamnya erat-erat.
“Sudah siap lagi sayang…? Sekarang tante mau di atas ya…?” katanya sambil mengangkangi aku. Dibimbingnya penisku ke arah lubang vaginanya yang masih basah oleh spermaku. Kali ini dengan lancar penisku langsung meluncur masuk ke dalam vagina Tante Dessy yang sudah sangat basah dan licin. Kini Tante Dessy duduk diatas badanku dengan penisku terbenam dalam-dalam di vaginanya. Tangannya mencengkeram lenganku dan kepalanya menengadah ke atas dengan mata terpejam menahan nikmat.
“Aahh…Bagas… penismu sampai ke ujung… uuh…. mmhh… aahhh” katanya mendesah-desah. Gerakan Tante Dessy perlahan tapi penuh energi, setiap dorongannya selalu dilakukan dengan penuh energi sehingga membuat penisku terasa masuk begitu dalam di liang vaginanya. Pantat Tante Dessy terus bergerak naik turun dan berputar-putar, kadang-kadang diangkatnya cukup tinggi sehingga penisku hampir terlepas lalu dibenamkan lagi dengan kuat. Sementara itu aku menikmati goyangan payudaranya yang terombang-ambing naik-turun mengikuti irama gerakan binal Tante Dessy. Kuremas-remas payudaranya dan kupermainkan pentilnya sehingga membuat Tante Dessy makin bergairah. Gerakan Tante Dessy makin lama makin kuat dan dia betul-betul melupakan statusnya sebagai seorang istri dosen yang terhormat. Saat itu dia menampilkan dirinya yang sesungguhnya dan apa adanya… seorang wanita yang sedang dalam puncak birahi dan haus akan kenikmatan. Akhirnya gerakan kami mulai makin liar dan tak terkontrol…
“Bagas… tante sudah mau keluar lagi…. aaah… mmmhh.. uuuughhh…”
“Ayoo tante… Bagas juga udah nggak tahan…”
Akhirnya dengan sebuah sentakan yang kuat Tante Dessy menekan seluruh berat badannya ke bawah dan penisku tertancap jauh ke dalam liang vaginanya sambil memuncratkan seluruh muatan… Tangan Tante Dessy mencengkeram keras dadaku, badannya melengkung kaku dan mulutnya terbuka dengan gigi yang terkatup rapat serta matanya terpejam menahan nikmat. Setelah beberapa saat akhirnya Tante Dessy merebahkan tubuhnya di atasku, kami berdua terkulai lemas kelelahan. Malam itu untuk pertama kalinya aku tidur di dalam kamar Tante Dessy karena dia tidak mengijinkan aku kembali ke kamar. Kami tidur berdekapan tanpa sehelai busanapun. Pagi harinya kami kembali melakukan persetubuhan dengan liar… Tante Dessy seolah-olah ingin memuaskan seluruh kerinduannya akan kenikmatan yang jarang didapat dari suaminya.
Semenjak saat itu kami sering sekali melakukannya dalam berbagai kesempatan. Kadang di kamarku, kadang di kamar Tante Dessy, atau sesekali kami ganti suasana dengan menyewa kamar hotel di daerah Lembang untuk kencan short-time. Kalau aku sedang “horny” dan ada kesempatan, aku mendatangi Tante Dessy dan mengelus pantatnya atau mencium lehernya. Kalau OK Tante Dessy pasti langsung menggandeng tanganku dan mengajakku masuk ke kamar. Sebaliknya kalau Tante Dessy yang “horny”, dia tidak sungkan-sungkan datang ke kamarku dan langsung menciumi aku untuk mengajakku bercinta.
Semenjak berhasil merenggut keperjakaanku Tante Dessy tidak lagi cemberut dan uring-uringan kalau Om Bambang pergi tugas mengajar ke luar kota. Malah kelihatannya Tante Dessy justru mengharapkan Om Bambang sering-sering tugas di luar kota karena dengan demikian dia bisa bebas bersamaku. Dan akupun juga semakin betah tinggal di rumah Tante Dessy.
Pernah suatu malam setelah Om Bambang berangkat keluar kota, Tante Dessy masuk ke kamarku dengan mengenakan daster. Dipeluknya aku dari belakang dan tangannya langsung menggerayangi selangkanganku. Aku menyambut dengan mencumbu bibirnya dan membaringkannya di tempat tidur. Saat kuraba payudaranya ternyata Tante Dessy sudah tidak memakai BH, dan ketika kuangkat dasternya ternyata dia juga tidak memakai celana dalam lagi. Bibir vaginanya tampak merah dan bulu-bulunya basah oleh lendir. Samar-samar kulihat sisa-sisa lelehan sperma dengan baunya yang khas masih tampak disana, rupanya Tante Dessy baru saja bertempur dengan suaminya dan Tante Dessy belum merasa puas. Langsung saja kubuka celanaku dan penis yang sudah mengeras langsung menyembul menantang minta dimasukkan ke dalam liang kenikmatan. Tante Dessy menanggapi tantangan penisku dengan mengangkangkan kakinya. Ia langsung membuka bibir vaginanya dengan kedua tangannya sehingga tampaklah belahan lubang vaginanya yang merekah merah.
“Masukin punyamu sekarang ke lubang tante sayang…..” katanya dengan nafas yang berat dan mata sayu.
Karena aku rasa Tante Dessy sudah sangat “horny”, tanpa banyak basa-basi dan “foreplay” lagi aku langsung menancapkan batang penisku ke dalam vagina Tante Dessy dan kami bergumul dengan liar selama hampir 5 jam! Kami bersetubuh dengan berbagai macam gaya, aku diatas, Tante Dessy diatas, doggy-style, gaya 69, kadang sambil berdiri dengan satu kaki di atas tempat tidur, lalu duduk berhadapan di pinggir ranjang, atau berganti posisi dengan Tante Dessy membelakangi aku, sesekali kami melakukan di atas meja belajarku dengan kedua kaki Tante Dessy diangkat dan dibuka lebar-lebar, dan masih banyak lagi. Aku tidak ingat apa masih ada gaya persetubuhan yang belum kami lakukan malam itu. Dinginnya hawa Dago Utara di waktu malam tidak lagi kami rasakan, yang ada hanya kehangatan yang menggetarkan dua insan dan membuat kami basah oleh keringat yang mengucur deras. Begitu liarnya persetubuhan kami sampai-sampai aku mengalami empat kali orgasme yang begitu menguras energi dan Tante Dessy entah berapa kali. Yang jelas setelah selesai, Tante Dessy hampir tidak bisa bangun dari tempat tidurku karena kakinya lemas dan gemetaran sementara vaginanya begitu basah oleh lendir dan sangat merah. Seingatku itulah malam paling liar diantara malam-malam liar lain yang pernah kulalui bersama Tante Dessy.
Petualanganku dengan Tante Dessy berjalan cukup lama, 2 tahun, sampai akhirnya kami merasa Om Bambang mulai curiga dengan perselingkuhan kami. Sebagai jalan terbaik aku memutuskan untuk pindah kos sebelum keadaan menjadi buruk. Tetapi meskipun demikian, kami masih tetap saling bertemu paling sedikit sebulan sekali untuk melepas rindu dan nafsu. Hal ini berjalan terus sampai aku lulus kuliah dan kembali ke Jakarta. Bahkan sekarang setelah aku beristri, kalau sedang mendapat tugas ke Bandung aku masih menyempatkan diri menemui Tante Dessy yang nafsu dan gairahnya seolah tidak pernah berkurang oleh umurnya yang kini sudah kepala lima.
22.45 | 0 komentar

Tante Titin, Si Tante Perawan Bertoket Besar


Tante Titin, Si Tante Perawan Bertoket Besar
Tante Titin, Si Tante Perawan Bertoket Besar
Cerita Seks Dewasa 2015 Terbaru - Cerita ngewe yang gue buat ini bener2 true story…Darimana gue dapetnya..??Kebanyakan sih aku alamin sendiri atau yah sekedar berbagi pengalaman ama temen..jujur gue sendiri juga ga nyangka kalo ini bakal terjadi ama gue


tante titin..menurut gue sih orang nya biasa, ga terlalu cantik, tapi toket nya itu loh bikin semua mata lelaki betah liatnya.. awal cerita nya sih aku memandang tante titin juga biasa-biasa aja,secara itu kan bude nya calon bini gue…tapi pandangan itu brubah ketika gue ngeliat dia lagi tidur siang secara ga sengaja daster yang dia pake kesingkap..sehingga paha yang selalu tertutup itu akhirnya kelihatan..namun aku ga berani lama2 memandang soalnya takut ketahuan CAPOLDA..
Semenjak kejadian itu perasaan ku aneh kalo lagi deket ma tante titin,entah itu pas nganter dia belanja,atau pas lagi nonton televisi…sampai suatu saat dia mau balik ke kos’an nya di daerah SDA,seperti biasanya gue di suruh nganter,setelah sampe depan kos’an nya,tante titin nawarin aku masuk,aku ngerasa aneh,karna nga biasanya kayak gitu,ya itung2 di luar mau hujan gede akhirnya aku mampir lah sejenak,saat aku masuk aku ngerasa ada yang aneh,kos’2 an nya ternyata sepi banget,terus gue tanya ma tante titin,” Kok sepi banget tante kos’an nya..pada kemana” Tante Titin ” biasa kok dic,temen2 pada pulang kampung,aku sendirian agak takut…,kamu mau ga temenin tante sebentar..?” ya langsung aja gue jawab ” iya ga apa2 kok tante “.
dic aku mandi dulu ya..kalo kamu mau makan ada sossis di kulkas yang bisa kamu ambil,kata tante titin sambil ngeloyor ke kamar mandi,karna gue boring iseng2 gue nonton televisi,akhirnya ga lama kemudian entah gue capek atau kenapa gue ketiduran,ga selang beberapa lama gue tidur gue ngerasa ada yang lagi jilatin n sedot-sedot k*ntol gue…setelah gue buka mata,gue kaget setengah mati..ternyata tante titin lagi di bawah sambil nyepong k*ntol gue…karna gue kaget gue buru2 cabut K*ntol gue yang masih nancep di mulut nya sambil gue tanya ‘” tante lagi ngapain..? ” trus dia jawab ” km tenang aja,tante udah tau kok kalo kamu sebenernya kamu suka curi2 pandang ke tante kan…”.”tapi tante,tante kan belum nikah…kok tante mau ngelakuin ini sama aku..?” “ya ga apa2 donk…lagian tante tuh sebenernya penasaran gimana sih rasanya orang ngent*t” “Wih,Gila nih pikirku…bagai dapet rejeki nomplok nih..dapet tante2 yang masih perawan lagi..maklum lah meskipun umurnya udah 34 tahun,tante titin belum merried n belum pernah pacaran,padahal kalo secara face sih nga jelek2 banget….”
abis itu gue akhirnya berdiri n gue lepas semua baju gue…terus gue suruh tante titin sepongin K*ntol gue,”arghh…yess..terus tante..enak….terus tante…tante pinter..ouch..”karna gue takut crots duluan akhirnya aku suruh tante titin lepasin sepongan nya terus gue preteli satu persatu baju yang dia pake,mulai dari blus sampe celana panjang nya…dan hanya tinggal Bra ama CD doank…abis itu aku ajak aja tante titin ke kamar mandi,maklum kos’2an nya kecil gan,bisa gawat kalo sampe di cek ama bapak/ibu kos nya…
abis itu setelah nyampe kamar mandi,gue pretelin juga CD ma Bra nya tante titin,trus gue suruh duduk di kloset angsa….abis itu gue jilmek tuh meqi perawan….sampe akhirnya dia menggerang ” ahhh…shhhh…ouchh….enak dic,terusin dic…ayo sayang lebih dalem lagi jilat nya..ouch…sshhhh…ahhhh” saking ke-enakannya akhirnya tante titin mengalami orgasme yang pertama kali yang ga pernah dia alamin sebelum nya… ” ahhh…shhh..ouchhh..dic,aku mau .piiiii….piiissssss…..ahhhh , crots..crots…crots….cairan itu menyembur dan kujilat sampe habis..ternyata peju perawan emang gurih banget..enak gan….
setelah beberapa lama,setelah tante titin pulih dari capek nya..akhirnya aku suruh tante titin berdiri…”tante gantian aku yang duduk ya tante” ” OK,terus aku sepongin kamu lagi yah” “kok sepong terus tante,emang tante ga mau ngerasain gimana enak nya batang aku masuk ke memiaw nya tante apa..?” kataku, “tapi aku takut dic,ntar kalo hamil gimana..aku kan ga enak juga..”,”tante nga usa takut..aku janji nga akan sampe hamilin tante kok,gimana tante mau kan..?”,”Gimana yah….ok deh tapi pelan2 yah..soalnya tante belum pernah…”,”iya tante tenang aja” kataku,dalam hati gue ngomong ” asik gue dapet perawan lagi…”
Akhirnya setelah aku rangsang lagi…memiaw nya tante titin becek lagi…setelah ambil posisi…akhirnya…aku tancepin batang ku pelan-pelan ke memiaw nya tante titin ” Aw..Sakit dic “, “sebentar tante tahan ya sakitnya nga lama kok” , setelah beberapa lama diem di tempat,akhirnya gue suruh tante titin maju mundurin pantatnya ” shhh..ahhh…ouchh…yes…enak dic…terus …dalemin lagi dic….ouch…..yeah…ashhh….shhhh enak dic………” , ” gimana tante?enak nga rasanya..? ” iya dic,enak banget..ouch..shhhh…” ceracau nya…
setelah lama dengan gaya itu akhirnya aku suruh tante turun dari dudukan nya….aku suruh dia nungging di lantai…aku bilang ” tante coba gaya lain ya..dijamin lebih enak “, “terserah kamu aja deh dic,aku ok2 ajah”….its doggy time…setelah tante titin nungging,akhirnya aku masukin k*ntol aku ke memiaw nya tante titin..dan bener apa dugaan gue…tante titin emang masih virgin..aku lihat darah netes2 dari samping dalam paha nya….tapi aku ga ada urusan..yang pentin genjot terus….
ouch..ah….shhh..enak banget tante memeiw nya…peret banget…..,kamu juga dic k*ntol kamu nikmat banget…bkin tante melayang-layang…,setelah beberapa lama gaya doggie akhirnya gue ga tahan juga…ouch…yah..ashh..tante aku mau keluar nih…tante lagi subur nga….?..nga dic,jawab nya..aku keluarin di dalem ya tante….,iyah ..tante juga mau keluar..ouchh..ahhh..ssshhhhh…ahhhh…crotss..cr ortsss..crostsss..akhirnya aku sama tante titin keluar barengan….aku ngerasa ada yang anget2 lagi melumuri batang ku…sampe akhirnya k*ntol aku mengecil dan keluar dari sarangnya sendiri…
setelah itu kita mandi bareng,dan ga lupa juga gue ma tante titin main sekali lagi di kamar mandi….gaya duduk,berdiri,doggie,samping semuanya di lakuin sampe ga kerasa udah malem banget….setelah memakai pakaian aku dan tante titin ngobrol2 di tempat tidur..ga lupa juga aku sambil grepe2…dan sebelum aku pulang..tante titin sepongin K*ntol aku di balik pintu,biar ga keliatan orang…ternyata dia mau minum semua peju yang aku keluarin di mulutnya..”wih enak bener” katanya.
Cerita Seks Dewasa 2015 | Semenjak kejadian itu,aku sering mampir ke kos’an tante titin,ya meskipun agak jauh sih…tapi ga apa2lah…sampai pada akhirnya aku dikabari bahwa tante titin udah menikah dan ikut suaminya ke kediri,tapi kalo ada pertemuan keluarga,kita sering curi2 kesempatan berdua di kamar mandi,atau pun di halaman belakang rumah calon bini gue….ga nyangka banget. Tamat.
Baca juga cerita seks Aku di Ajari Ngentot Oleh Kakak ku
21.47 | 0 komentar

Blog Archive