Senin, 10 Januari 2011

Pelacur Perth

Pertama, saya ingin memperkenalkan diri saya. Anggap saja namaku adalah Paul. Saya berasal dari Jakarta dan sekarang saya sedang mengambil Post Graduate di salah satu universitas di Perth, Western Australia. Saya akan menceritakan pengalaman saya bermain dengan perempuan-perempuan malam di kota Perth yang sangat sepi ini.

Saya sudah 5 tahun berada di kota Perth ini dan semenjak kepergian sahabat baik saya ke Singapore, saya selalu berjalan kaki atau naik bis kota jika ingin pergi keliling-keliling kota Perth bersama teman saya yang lain. Saya sangat suka mengumpulkan koleksi film VCD porno dan koleksi film saya sangat banyak dari Gigolo, Pelacur bahkan sampai film-film kuno seperti kisah nyata dari raja Kaligula karena saya sangat menyukai adegan-adegan percintaan terutama jika dilakukan secara massal seperti yang terjadi di film Kaligula yang dimainkan oleh Tim Curry.

Saya tinggal bersama seorang teman sharemate yang saya kenal semasa saya masih SMA di Jakarta tetapi saya tidak begitu dekat dengan dia karena prinsip hidupnya berbeda dengan saya, dia tidak begitu suka berhubungan dengan wanita sehingga saya kadang-kadang beranggapan bahwa dia menjurus ke arah gay sehingga saya tidak begitu dekat dengannya. Sebelum sahabat saya pulang ke Indonesia karena dia telah lulus dari universitasnya, saya sering ber"petualang" dengan dia ke tempat-tempat pelacuran terkenal di Perth, Australia seperti Langtrees, Madison Avenue dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebut satu persatu.

Okay, saya rasa perkenalan saya sudah cukup sudah. Saya akan menceritakan pengalaman terakhir saya yang tidak bisa saya lupakan. Saat itu saya sedang bosan sekali di rumah dan setelah saya menonton film yang saya beli lewat internet, saya menjadi terangsang dan ingin sekali mencari pelampiasan. Saya melihat ke rekening saya di Bank dan saya mengetahui bahwa uang saya cukup banyak karena saya suka sekali menabung semenjak saya pertama kali berada di kota Perth ini. Kemudian, karena saya tidak bisa berdamai dengan adik saya, saya langsung mengambil uang dari ATM Bank dan segera memasukkan uang dollar tersebut ke dalam dompet. Saya sudah tidak bisa menahan nafsu birahi saya dan segera saya bergegas pergi ke sebuah tempat lokalisasi yang tidak jauh dari apartemen saya.

Langtrees adalah tempat lokalisasi bagi orang-orang eksekutif. Hal ini dapat dilihat dari bentuk interior yang sangat indah dan mewah jika dilihat dari luar. Saya bergegas memasuki tempat tersebut dan saya melihat ada sekelompok wanita yang bertubuh seksi dan merangsang sedang duduk di sofa dan mereka mulai mendekati saya. Walaupun mereka mendekati saya, saya mesti melewati tempat receptionist yang tidak jauh dari tempat saya berdiri. Saya menyerahkan uang $50 ke gadis receptionist tersebut dan dia mulai membukakan pintu gerbang kecil sehingga saya bisa masuk dan mulai memilih gadis favouritku yang akan menemani saya untuk melepaskan nafsu birahi yang sedang saya tahan sekarang ini.

Saat saya mengamati mereka satu persatu, pandangan saya berfokus pada seorang gadis Asia yang sangat cantik sekali. Setelah berkenalan, saya mengetahui bahwa dia adalah Michelle, seorang gadis cantik yang berasal dari Korea. Tubuhnya sangat sensual dan dia memiliki mata yang sipit dan rambut yang panjang sekali hingga sampai ke setengah punggungnya. Kecantikannya membuat batang kemaluan saya kembali bangkit dari tidurnya. Saya sudah tidak sabar sehingga saya mendekati kasir dan segera mengeluarkan uang yang telah saya ambil dari ATM bank.

Setelah saya membayarkan beberapa ratus dollar kepada kasir tempat lokalisasi tersebut, Michelle mulai mengajak saya pergi ke kamar tugasnya sambil menggandeng tangan saya. Tangan Michelle sangat halus sehingga batang kemaluan saya semakin menegang. Terus terang gairah seks saya lumayan tinggi sehingga kecantikan seorang gadis saja bisa membuat saya sangat bergairah.

Akhirnya dia membawa saya ke sebuah ruangan tidur dengan dekorasi Korea. Saya melihat ada banyak lukisan yang bertuliskan karakter korea memenuhi dinding ruangan kamar tersebut dan saya melihat sebuah ranjang dengan ukuran king size. Saya semakin terangsang ketika melihat Michelle mulai membukakan baju saya satu persatu dan saya juga mencium parfum dari tubuhnya yang telah menyatu oleh keharuman kamar tidur tersebut.

Disaat Michelle mulai membukakan celana saya dengan mesranya, dia sempat berdecak kagum, "Ck.. ck.. ck.. besar sekali", melihat batang keramat saya yang berukuran 20 cm yang semakin membesar dan saya sempat melihat dia menelan ludah berkali-kali mungkin karena dia memikirkan pengalaman asyik yang sebentar lagi akan dia nikmati.

Biasanya di tempat itu, client diharuskan mengenakan kondom karena peraturan pemerintah Australia, tetapi Michelle memberikan pilihan untuk tidak mengenakan kondom jika saya mau. Saya setuju saja karena asyik bermain tanpa kondom dan saya sempat berkata dalam hati ketika dia menantang saya bermain tanpa kondom. "Siapa takut?".

Akhirnya Michelle membiarkan saya berbaring di ranjang dan dia mulai membuka semua busana yang dikenakannya. Saya sempat kaget dan menelan ludah ketika melihat bentuk tubuh Michelle yang sangat indah apalagi dikombinasi dengan payudara Michelle yang berukuran 36B. Luar biasa! Michelle hanya tersenyum genit melihat saya yang menelan ludah berkali-kali dan dia semakin tersenyum ketika melihat batang kemaluan saya yang mulai tidak tahan lagi karena semakin membesar dan memanjang.

Michelle menyuruh saya berbalik dengan alasan dia mau memberikan saya pijat nikmat. Saya menurut saja kemauannya dan tak berapa lama, saya merasakan punggung saya dipijit oleh kedua buah dadanya yang sangat besar. Saya bisa menikmati keindahan buah dadanya yang sedang menyapu selangkangan dan punggung saya. Saya mendesah kenikmatan dengan perlakuan Michelle dan segera saya membalikkan badan yang membuat dia kaget. Saya tidak perduli dan segera mencium badannya. Saya menjilati kedua buah dadanya dan dia menggelinjang karena elusan-elusan tangan saya di punggung dan selangkangannya serta jilatan-jilatan saya pada buah dadanya. Saya sempat memainkan lidah di sela-sela payudaranya sehingga dia mendesis-desis seperti ular.

Michelle lalu mendorong saya ke ranjang dan dia mulai duduk di atas tubuh saya dan mulai memasukkan batang kemaluan yang tidak memakai kondom tersebut ke dalam liang kenikmatannya. "Bless.." saya sekarang merasakan suatu kenikmatan yang pernah saya rasakan ketika saya bersetubuh dengan gadis pelacur di daerah Kota, Jakarta. Saya semakin liar dan memegang tubuh Michelle yang sedang meliuk-liuk di atas tubuh saya seperti ular. Gerakan-gerakan sensual Michelle membuat saya semakin bergairah apalagi ketika Michelle melakukan gerakan naik turun sehingga saya merasakan kenikmatan pijitan batang kemaluan saya di dalam liang surga Michelle. Pijitan erotis yang dilakukan Michelle terhadap batang kemaluan saya membuat sensasi tersendiri buat kami berdua.

Saya menatap Michelle dengan nanar sementara Michelle hanya mendesis dengan mulut terbuka dan mata yang mulai merem melek keenakan. Saya senang sekali ketika melihat seorang gadis menikmati keperkasaan batang kemaluan saya ini sehingga saya mulai memainkan buah dada Michelle dengan ganasnya sehingga membuat Michelle semakin mempercepat gerakan naik turunnya.

Saya baru kali ini merasakan nikmatnya tubuh cewek Korea. Saya kemudian menyuruh dia bangkit karena saya ingin memberikan sesuatu gaya favorit saya. Saya kemudian mencium dan merebahkannya di atas ranjang dan kali ini saya berada di atas tubuhnya. Dengan gesitnya, saya langsung menancapkan batang kemaluan saya yang masih menggantung dengan tegaknya ke dalam liang kenikmatan Michelle. Michelle mulai mendesis kembali dan saya semakin mudah menggerakkan batang kemaluan saya di dalam liang kenikmatannya karena liang kewanitaannya sekarang sudah mulai licin dan saya mengetahui bahwa dia sekarang sudah sangat terangsang secara natural, bukan rangsangan palsu.

Saya terus menggenjot tubuh Michelle sampai saya mendengar lengkingan kenikmatan Michelle yang saya sadari bahwa dia sedang merasakan puncak kenikmatan yang dia tunggu sejak tadi dan dia memeluk saya erat sekali karena saya tahu bahwa dia baru saja merasakan kenikmatan dari batang kemaluan saya. Dia berkata kepada saya untuk berhenti karena dia merasakan kelelahan ketika dia sudah klimaks, tetapi saya tidak perduli dan saya tetap memperkosanya sampai akhirnya saya memuncratkan kenikmatan saya kepada Michelle lewat lubang kenikmatannya yang sangat saya sukai karena masih sempit.

Kami akhirnya sama-sama kelelahan karena permainan itu. Setelah itu saya melihat ke arloji saya dan saya mengetahui bahwa waktu 1 jam saya sudah hampir habis sehingga kami sama-sama berkemas dan akhirnya saya mencium Michelle untuk yang terakhir kalinya sebelum saya meninggalkan Langtrees.

TAMAT
Share this article now on :

0 komentar:

Posting Komentar

Blog Archive